Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 04-10-2004
  • 703 Kali

BUDAYA MADURA PERLU DIPERHATIKAN KEBERADAANNYA

Sumenep-Infokom News Room : Akibat menipisnya keberadaan budaya lokal khususnya Bahasa Madura dikalangan masyarakat bahkan dilingkungan generasi muda, setelah dilakukan pertemuan dengan beberapa lembaga pendidikan di sumenep, menuai kesepakatan untuk menggelar beragam kegiatan dalam bentuk kebudayaan daerah. Hal ini ditegaskan Ketua Panitia Pelaksana Madura Bernyanyi 2004, AM. Tallis saat ditemui disela-sela acara kegiatan itu di SMA Negeri 2 Sumenep, Minggu (03/09). Serangkaian kegiatan yang melibatkan siswa dari tingkat SD hingga SMA itu, disebabkan pengembangan budaya, jelas AM. Tallis akarnya hanya dapat dimulai dari dunia pendidikan, hingga akhirnya kerterlibatan mereka untuk menciptakan seniman bahkan budayawan muda, sebab saat ini kehadiran seniman dan budayawan daerah sudah menginjak usia lanjut. ”Budaya Madura saat ini tidak ada penerusnya, mayoritas mereka sudah diusia tua, bahkan generasi mudanya pun tidak mengenal budayanya sendiri, dari itu kami sepakat menggelar kegiatan Madura Bernyanyi 2004 ini”, kata AM.Tallis. Dijelaskan, aktivis Sanggar Bulan ini, meski kurikulum Bahasa Madura diterapkan sebagai mata pelajaran dari tingkat SD dan SMP, seharusnya kurikulum Bahasa Madura itu lebih dititik beratkan pada pengenalan bahasa daerah, bukan bahasa anacaraka saja. Disinggung tudingan khalayak, pelaksanaan kegiatan yang bernuansa budaya daerah terlambat, bahkan terkesan seremonial semata. AM.Tallis mengakui kegiatan Madura Bernyanyi 2004 ini memang terkesan terlambat, namun demikian, keterlambatan itu setidaknya segera teratasi, dari pada tidak ada upaya mengatasinya. ”Yang penting itu bukan keterlambatan yang berkepanjangan, tapi keterlambatan yang harus diatasi, dan kegiatan ini sebagai upaya menggairahkan minat masyarakat”, unghkap Tallis. Bahkan AM Tallis optimis, pelaksanaan Madura Menyanyi yang akan dijadikan agenda setiap tahun mampu menyuburkan kekeringan Budaya Madura. Meski diakui kegiatan tersebut didanai secara pribadi tanpa ada uluran tangan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sumenep. Sementara itu Madura Bernyanyi terbagi dari beragam kegiatan, diantaranya Lomba Baca Puisi, teater, dan kesemuanya itu manampilkan serta menggunakan Bahasa Madura. ( Yasik, Esha )