Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 14-03-2019
  • 264 Kali

Diperkirakan Hujan Deras Dan Angin Kencang Masih Selimuti Kawasan Sumenep

Media Center, Kamis ( 14/03 ) Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalianget, Sumenep, Madura, Jawa Timur, memperkirakan hujan deras dan angin kencang masih akan menyelimuti kawasan di Kabupaten paling ujung timur pulau Madura ini, hingga April mendatang.

"Sumenep berpotensi hujan deras dan angin kencang hingga April 2019," kata Kepala BMKG Kalianget, Sumenep, Utsman Khalid, melalui sambungan teleponnya, Kamis (14/03/2019).

Berdasarkan BMKG, peristiwa bencana alam yang melanda Sumenep, pada Rabu (13/03/2019) kemarin disebabkan karena wilayah Madura, termasuk Sumenep berada dalam masa transisi antara musim penghujan dan kemarau.

“Pada masa transisi ini potensi terjadinya hujan lebat, angin kencang dan angin puting beliung memang tergolong rawan,” terangnya.

BMKG memperkirakan hujan lebat yang disertai angin kencang berpotensi terjadi kembali. Sebab, awal musim kemarau diperkirakan mulai akhir April dan awal Mei mendatang.

Sementara peristiwa bencana yang terjadi pada Rabu kemarin, berdasarkan hasil analisa pola angin tanggal 13 Maret 2019 kemarin jam 07.00 WIB yang dilakukan pihak BMKG Kalianget, terdapat belokan angin di kutub utara dan sekitarnya. Selain itu, juga terjadi tekanan rendah di laut arafuru yang membuat potensi terbentuknya awan-awan konvektif untuk wilayah Madura dan sekitarnya, termasuk Sumenep.

Kondisi yang sama juga terjadi di laut Jawa, yang kondisinya cukup hangat ikut menyuplai terbentuknya awan ke atmosfir. Sehingga dalam peristiwa alam yang terjadi di Sumenep dapat terlihat adanya awan cumulonimbus (CB) yang cukup luas.

“Awan CB inilah yang memicu terjadinya hujan lebat dan angin kencang, sehingga dapat menumbangkan pohon dan bangunan-banguna roboh yang tidak kokoh seperti kemarin,” tuturnya.

Utsman mengimbau kepada masyarakat untuk terus waspada, sebab bencana alam serupa berpotensi terjadi hingga awal Mei 2019 mendatang atau pada musim kemarau.

“Waspada, karena bencana alam datang secara tiba-tiba,” imbaunya. ( Nita, Fer )