Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 04-10-2004
  • 627 Kali

JAMBORE SASTRA MAMPU LESTARIKAN DAN LAHIRKAN SASTRAWAN MUDA

Sumenep-Infokom News Room : Akibat ketajaman rangkaian kata-kata digunakan sebagai senjata politik diera Bung Karno, terpaksa tidak sedikit karya sastra harus dilemparkan pada tong sampah. Padahal salah seorang politikus Amerika mengatakan, jika situasi dan kondisi politik kotor, maka hanya puisi yang mampu menjernihkannya, sebab puisi diciptakan dari hati nurani sang penyair. Untuk itu Bupati Sumenep, KH. Moh. Ramdlan Siraj, SE, MM melalui Wakil Bupati, Drs. H. Abdul Muiz, MM saat membuka acara Jambore Sastra Sumenep 2004 berharap sastrawan yang telah menelorkan karyanya, mampu meningkatkan pembangunan, selain kehadirannya dapat melestarikan nilai budaya daerah yang saat ini hampir terkikis transformasi budaya luar. Bahkan kegiatan yang diikuti sastrawan dan budayawan se Jawa Timur itu diharapkan pula, sastra lebih memasyarakat, sebab kalangan sastrawan masih didominasi lembaga Pondok Pesantren saja, sehingga Jambore Sastra ini mempunyai dampak menciptakan sastrawan muda berbakat. ”Kegiatan yang dikemas dalam Jambore Sastra yang memiliki nilai positif dan strategis didalam upaya membangkitkan gairah sastra dan kecintaan masyarakat khususnya generasi muda di Sumenep”, kata Bupati. Dikatakan, pelestarian khasanah kesastraan di Sumenep hanya dapat diatasi dengan menciptakan regenerasi sastrawan, bahkan kegiatan itu memilki peran penting sebagai sarana silaturrahim. Sehingga dengan sebuah pengharapan pelestaraian budaya dan meningkatkan mutu sastrawan daerah, maka Jambore Sastra 2004 dalam setiap Hari Jadi Kabupaten Sumenep akan di agendakan sebabagi program setiap tahun. Sementara itu, salah seorang peserta dari Kabupaten Bangkalan, Timur R. Budi Raja menyesalkan pelaksanaan Jambore Sastra 2004, pasalnya keterlibatan sastrwan dalam kegiatatn itu cendrung kurang mendapat dukungan dari kalangan sastrawan di Sumenep, terbukti kegiatan itu hanya diminati sebagian besar dari pelajar yang latar belakangnya bukan seorang sastrawan, sehingga Jambore Sastra ini hanya dihadiri segelintir sastrwan Sumenep, bahkan perwakilan setiap Kabupaten tidak terlibat didalamnya. ”Kalau ini Jambotre Sastra, itu perlu dipertanyakan, sebab yang hadir bukan dari golongan sastrawan, selain itu jika kegiatan tersebut dijadikan semacam forum sastra kepuluan, maka seharusnya panitia lebih matang mempersiapkan konsep, baik melalui musyawarah antar seniman di Madura”, kataTimur R. Budi Raja. Namun demikian, aktivis Sanggar Junok Kabupaten Bangkalan ini mengaku bangga, sebab animo generasi muda khusunya pelajar begitu tinggi mengikuti kegiatan tersebut. Untuk itu, tegas seniman muda Bangkalan ini, keinginan Pemerintah Kabupaten Sumenep yang mengagendakan program tersebut menjadi acara setiap tahun, sejatinya disambut baik kalangan sastrawan di Sumenep. Dan dirinya berharap panitia lebih profesional dalam agenda Jambore Sastra selanjutnya. ( Yasik, Esha )