Media Center, Senin ( 23/03 ) Jauh dari pusat pemerintahan di Kabupaten Sumenep saat ini, sekira 10 kilometer ke arah timur, kita bisa menyaksikan bekas tata kota di jaman doeloe. Kota Tua namanya.
“Nama Kota Tua disematkan oleh generasi berikutnya. Di masa awalnya, Kota Tua merupakan cikal-bakal kota modern di Madura Timur atau Sumenep. Kota ini juga sekaligus merupakan salah satu kota modern pertama di Nusa Garam,” kata Hairil Anwar, salah satu anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Sumenep ini, Senin (23/03/2020).
Penyebutan Kota Tua, lanjut Hairil, sebelum munculnya “Kota Lama” di Sumenep. Kota Lama ialah tata kota yang sejatinya juga semasa dengan era Pemerintahan Hindia Belanda atau era kolonial.
“Bedanya, tata kota di kawasan Kota Lama ini dibangun oleh Panembahan Natakusuma I alias Panembahan Sumolo (memerintah Sumenep pada 1762-1811), dan dilanjutkan oleh para penerusnya,” jelas pria berkacamata yang juga personel Komunitas Ngoser (Ngopi Sejarah) ini.
Kota lama juga tidak seratus persen mengadopsi pengaruh gaya bangunan Eropa. Namun lebih kental pada gaya arsitektur Jawa. Tanpa menafikan perpaduan beberapa arsitektur bangunan asing lainnya, seperti Arab, Cina, dan lain-lain. ( Han, Fer )