Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 23-08-2016
  • 7507 Kali

Mengenal Asal-Usul Pulau Giliyang Sebagai Tempat Wisata Kesehatan

News Room, Rabu ( 24/08 ) Nama pulau Giliyang tak sebesar luas permukaannya. Kendati faktanya, pulau yang dihuni kurang lebih 4500 jiwa dewasa ini mulai menyedot kedatangan turis mancanegara. Pulau kecil di tengah 17 ribu pulau di kawasan Nusantara yang didatangi banyak kalangan, suku, dan bahkan bangsa hanya untuk menghirup oksigen di pulau mini itu.

Hal itu bermula sepuluh tahun lalu. Saat Tim LAPAN menengara kandungan oksigen di Pulau Giliyang di atas normal, yaitu dengan konsentrasi oksigen sebesar 20,9% dengan LEL (Level Explosif Limit) 0,5%. Tengara itu mengundang banyak peneliti dan tentu saja, pengunjung atau wisatawan.

Giliyang sendiri merupakan bagian dari Kecamatan Dungkek. Pulau ini diyakini mulai dihuni sejak masa pemerintahan Sultan Abdurrahman (1811-1854). Di masa itu, menurut Arman Mustafa, salah satu anggota penyusun buku Giliyang Salah Satu Pulau Wisata Sehat (2014), yang menemukan pulau ini ialah seorang keluarga pelaut dari Makassar bernama Daeng Masalle.

"Kita dapat info itu dari keturunan  Daeng Masalle yang pertama kali tiba melalui pantai Leguna, " kata Arman pada Media Center.

Pantai Leguna tersebut saat ini menjadi Desa Banraas. Satu diantara dua desa di Giliyang. Mengenai asal usul nama Giliyang, menurut Arman berasal dari kata Gili (pulau) dan Iyang (sesepuh). Meski ia sendiri tidak menampik jika ada versi lain.

"Malah ada yang mengatakan jika  Daeng Masalle itu tiba di Giliyang sekitar 1920-an. Ini mungkin perlu dikaji lagi, karena yang menceritakan pada kami itu keturunan Masalle yang kedelapan. Ia juga menyebut tahun kedatangan leluhurnya itu. Yaitu tahun 1818," ungkap Arman.

Setelah Masalle, banyak keluarganya yang dari Makassar ikut hijrah melalui Desa Bancamara. Mereka terus menetap turun-temurun dan berasimilasi dengan warga lokal. "Sisa-sisa sejarahnya masih ada salah satunya berupa pagar Batu tempo dulu " tutup Arman. ( Farhan, Fer )