Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 10-01-2018
  • 2152 Kali

Mengenal Sosok Ju’ Nipa, Sesepuh Ulama Di Batang-batang

Media Center, Rabu ( 10/01 ) Setelah sebelumnya, Media Center mengulas singkat sosok Kiai Bein Seing, imigran Cina awal di Sumenep, kali ini, masih di lokasi yang sama, ada lagi satu sosok di Desa Tamedung, Kecanatan Batang-batang. Sosok itu ialah Ju’ Nipa, salah satu ulama kuna di wilayah bagian timur Sumenep. Keberadaan tokoh ini bisa dideteksi dari kompleks pemakaman kuna di kampung Radin, Desa Tamedung.

“Ini semua masih original. Meski rusak tidak kami ganti dengan kijing baru,” kata Abdul Warits, salah satu keturunan Ju’ Nipa  di Desa Tamedung, yang kini berdomisili di Kecamatan Ganding, Rabu (10/01).

Kompleks itu tidak hanya ada makam Ju’ Nipa dan keluarganya, namun juga pengikut atau santrinya. Lalu siapa Ju’ Nipa ini? Menurut kisah Warits, Ju’ Nipa adalah tokoh ulama dari keluarga Keraton Sumenep yang hijrah dan menjalani laku tirakat di bagian timur Sumenep.

“Sebutan Nipa, karena konon beliau bertapa di atas pohon Nipa. Ada yang menyebut di atas ilalang,” kata Warits.

Mengenai asal-usul Ju’ Nipa, menurut Warits terdapat catatan keluarga di Desa Tamedung yang menyebut beliau masih memiliki hubungan darah dengan Raden Ario Pacenan, saudara Panembahan Sumolo. Hanya saja, catatan tersebut sudah berupa ketikan manual tanpa disebut sumber otentiknya.

“Menurut sebagian sumber di Sumenep, konon, Ario Pacenan dikisahkan tidak memiliki keturunan. Hal itu salah satunya disebut di buku catatan sejarah karya R. Zainalfattah, Pamekasan. Namun info soal Ju’ Nipa itu mungkin bisa diteliti, dan dilakukan penelusuran lebih lanjut,” kata RB. Nurul HIdayat, salah satu pemerhati sejarah di Sumenep.

Di Desa Tamedung, peninggalan Ju’ Nipa seperti disebut Warits, di antaranya langgar kuna yang didalamnya ada peninggalan alas Al-Quran (kattok, Bahasa Madura), dan mimbar kecil. “Di sebelah langgar juga ada waduk atau taman pemandian Nipa,” imbuh Warits. ( M. Farhan M, Esha )