Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 27-02-2005
  • 459 Kali

MESKI MENDAPAT BANTUAN PEMULANGAN, SEBAGIAN PENGUNGSI TAK MAU KEMBALI

Sumenep-Infokom News Room : Meski Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Dinas Kesejahteraan Sosial memberikan bantuan pemulangan bagi para pengungsi korban kerusuhan Sampit, namun rupanya sebagian mereka tidak ingin kembali ketempat dimana mereka bertahun-tahun tinggal disana. Salah satunya diakui Mattasul, salah seorang pengungsi dari Kalimantan Tengah, yang saat ini berada di Desa Keles Kecamatan Ambunten. Walaupun sebenarnya, kehidupan keluarganya lebih mapan di Kalimantan Tengah, namun setelah terjadi kerusuhan tersebut, Mattasul mengaku enggan untuk kembali lagi. Sebab disamping disini sudah merasa aman, anak-anaknya sudah disekolahkan di Madura, tepatnya di Pamekasan. Bahkan salah seorang putranya telah menimba ilmu ke Saudi Arabiyah. Karena itu, Mattasul mengaku senang menerima bantuan dari Pemkab Sumenep, untuk memperbaiki kehidupannya disini. Hal yang sama juga diungkapkan salah seorang pengungsi wanita yang enggan menyebut namanya. Mengaku juga tidak mau kembali ke Kalimantan Tengah. Apalagi di Sumenep sudah menemukan keluarga dan saat ini berada di Desa Bangkal Kecamatan Kota Sumenep. Dikonfirmasi hal tersebut, Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Sumenep, Drs. H. Kurniadi Widjaya, M.Si menjelaskan, bahwa bantuan pemulangan yang diberikan kepada para pengungsi tidak harus dipergunakan untuk pulang kembali. Namun hal itu merupakan pemutusan hubungan Pemerintah dan para pengungsi. Dalam arti, jika sudah menerima bantuan, mereka tidak berhak lagi menyebut dirinya pengungsi. Dan tidak lagi mendapat bantuan lauk pauk dan makanan lagi seperti sebelumnya. Jadi bantuan pemulangan itu menurut Kurniadi, silahkan dipergunakan untuk apa saja, apakah untuk kembali atau tetap disini. Mengenai pengambilannya, mereka diberi buku Tabanas BRI sebagai syarat harus membawa SPP dari Dinkessos, keterangan Ketua RT, Kades dan Camat setempat. Hal itu untuk menghindari pemotongan atau orang lain yang mengambil mengaku pengungsi. ( Ren, Esha )