Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 10-07-2018
  • 753 Kali

Minim Ketersediaan Air Dan Modal, Kurang Minat Tanam Tembakau

Media Center, Selasa ( 10/07 ) Meskipun tanaman tembakau pernah menjadi primadona bagi sebagian petani di Sumenep, sepertinya saat ini para petani sudah mulai kurang minat tanam tembakau. Dan salah satunya karena faktor kurangnya ketersediaan air dan tingginya modal yang harus dikeluarkan petani.

“Para petani saat ini kurang minat menanam tembakau, karena ketersediaan air minim, dan modal tanam tembakau saat ini cukup mahal,” ungkap Ketua Kelompok Tani Jaya Makmur Gunung, Kecamatan Batuputih, Rubaqi kepada wartawan, Selasa (10/07).

Menurutnya, anomali cuaca yang panjang, minimnya ketersediaan air serta cost dan modal tanam tembakau yang mahal, menjadi salah satu faktor rendahnya minat tanam tembakau petani tahun ini.

Karena itu, harapan dari para petani, khususnya di daerah pegunungan yang sering kesulitan air, ada upaya pemerintah seperti halnya dengan membuat tempat penampungan air, dan pengeboran gratis di daerah tanam tembakau, misalnya melalui program bagi hasil cukai tembakau.

“Kalau di daerah yang memang sentra tanam tembakau tetap menanam, namun di daerah yang kurang baik, banyak yang tidak tanam karena memang kesulitan air,” tandasnya.

Rubaqi juga menambahkan, hingga saat ini 4 lokasi areal tembakau Sumenep yang masih bertahan menanam, yakni Desa Prancak, Desa Campaka, Desa Lebbeng Barat, dan Lebbeng Timur, Kecamatan Pasongsongan, yang memang sejak dulu dikenal penghasil tembakau terbaik. Namun, di wilayah lainnya termasuk di tempatnya masih harus pikir panjang untuk tanam tembakau.

“Kami juga berharap pihak pabrikan tidak hanya membeli tembakau berdasarkan musim tanam, namun juga perlu memperhatikan kualitasnya. Karena modal tanam tembakau juga sudah naik 10 persen yang menyebabkan petani bisa merugi,” tambahnya. ( Ren, Esha )