Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 06-05-2020
  • 4946 Kali

Pangeran Katandur Dan Ketahanan Pangan Di Sumenep

Media Center, Rabu ( 06/05 ) Nama Pangeran Katandur bagi masyarakat Sumenep begitu keramat. Dibuktikan dengan tidak sepinya makam tokoh bernama Syaikh Sayyid Ahmad Baidlawi di Desa Bangkal, Kecamatan Kota Sumenep ini.

Bagi sebagian besar masyarakat Sumenep, Pangeran Katandur dikenal sebagai tokoh ulama, dan sekaligus diyakini sebagai salah satu waliyullah di Madura Timur. Sejarah juga menyebut bahwa sang Pangeran merupakan salah satu leluhur ulama-umaro di Sumenep, khususnya di sejak abad 18 Masehi.

“Raja-raja Sumenep dinasti terakhir, yaitu sejak 1750-1929 merupakan keturunan langsung Pangeran Katandur. Dinasti pamungkas sekaligus terbesar sepanjang perjalanan sejarah Keraton Sumenep,” kata Ja’far Shadiq, salah satu pemerhati sejarah di Sumenep, Rabu (06/05/2020).

Tak hanya menurunkan umaro, keturunan Katandur dari jalur ulama juga tidak sedikit. Sebut saja Kiai Ali alias Kiai Barangbang, di Kalimo’ok, Kalianget. Tokoh yang dikenal sebagai peletak ilmu Tasauf di Madura Timur ini terhitung sebagai cucu Pangeran Katandur.

Popularitas sosok asal Kudus ini tidak bisa lepas dari jasa-jasanya bagi warga Sumenep, Madura. Khususnya dalam hal ketahanan pangan.

“Kita tahu sendiri, warga setempat lebih menggantungkan pencaharian nafkah pada laut. Jadi melaut merupakan aktivitas utama dibanding bertani. Itu sejak sebelum munculnya Pangeran Katandur di abad 17,” imbuh Ja’far.

Lahan tanah di Sumenep yang berkapur memang cenderung tidak subur. Sehingga lahan-lahan kosong yang dibiarkan begitu saja itu tidak dirasakan manfaatnya. Terlebih, keterampilan dan pengetahuan di bidang pertanian tidak dimiliki masyarakat Sumenep kala itu.

Nah, hadirnya Pangeran Katandur di tengah-tengah “tandusnya” ketahanan pangan di bumi Jokotole kala itu memberikan berkah yang terus terasa hingga masa kini. Media Center selama beberapa edisi di awal bulan ini akan mengulas kiprah sang pangeran yang alim itu, seperti peninggalan, sejarah, tradisi sekaligus budaya yang ditinggalkannya. ( Han, Fer )