Media Center, Rabu ( 14/08 ) Masuknya
narkoba hingga 250 ton per-tahun di Indonesia menunjukkan secara
kualitas mengalami peningkatan signifikan, bahkan Badan Narkotika
Nasional Propinsi (BNNP) Jawa Timur berhasil menangkap 12 kilogram
ganja, 5,5 kilogram sabu, maka dapat dipastikan penyalahgunaan dan
jaringannya masih banyak beredar di Jawa Timur.
Kabid Pencegahan dan
Pemberdayaan Masyarakat, BNNP Provinsi Jawa Timur, Ria Damayanti, SH, MM,
mengatakan, semua daerah di Jawa Timur masuk zona merah narkoba, namun
Madura memang lebih tinggi, sebab beberapa faktor yang menyebabkan
tingginya peredaran narkoba di Madura.
"Salah satu faktor Madura menjadi tinggi peredaran narkoba, diantaranya karena pelabuhan tikusnya cukup banyak yang menjadi tempat transaksi," ungkapnya.
Faktor lainnya
pula, karena banyaknya kepulauan, faktor ekonomi yang menyebabkan
banyaknya masyarakat Madura menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI), bahkan
pendidikan belum optimal.
Disamping itu tegas Ria, keterbukaan
antara pemerintah, swasta dan lainnya untuk Pencegahan, Pemberantasan,
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) masih ego sektoral,
sehingga tidak ada sinergitas atau kebersamaan dalam memerangi narkoba.
Ditambahkan,
jika BNNP sudah melakukan upaya pencegahan melalui koordinasi dengan
pemerintah di 4 Kabupaten di Madura, serta sosialisasi dengan masyarakat
swasta maupun di lingkungan pendidikan tentang pengetahuan narkoba.
"Kami juga memberikan life skil atau pelatihan bagi para pecandu di daerah yang rawan narkoba," pungkasnya. ( Ren, Esha )