Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 01-10-2004
  • 1574 Kali

PSK DI PESANTRENKAN

Sumenep Infokom News Room : Seperti di beritakan sebelumnya beberapa PSK dan mocikarinya yang terjaring Razia Prostitusi Petugas Polres Sumenep kamis kemarin, akhirnya ditindak lanjuti oleh Polres Sumenep dengan melakukan koordinasi bersama Dinas Kesejahteraan Sosial Kab. Sumenep. Hak itu sebagai tindak lanjut dari operasi yang di lakukan terhadap para PSK dan Mucikarnya, untuk di lakukan pembinaan. Kasubdin Rehabilitasi Dinas Kesejahteraan Sosial Drs.Ach. Baidawi ketika di temui News Room di Kantornya usai rapat koordinasi di Mapolres Sumenep kemarin mengatakan jika para PSK tersebut akan di berikan pembinaan selama dua hari di salah satu Pondok Pesantren Pimpinan K.Jalil, tepatnya di desa Belluk Ares Kec. Ambunten. Dalam pembinaan tersebut menurut Baidawi akan mengundang Ketua MUI, KH. Safraji, dari Polres dan Satpol PP serta dari Dinkessos sendiri. Solusi tersebut di lakukan untuk menanamkan kesadaran PSK, minimal agar bisa berubah dan tidak menjadi PSK lagi. Setelah pembinaan itu baru di pulangkan kerumah asalnya masing-masing dan di antar dengan mobil khusus Dinkessos. Menurut Baidari sebenarnya Pemkab Sumenep dalam hal ini Dinkessos memang telah memiliki program untuk melaksanakan operasi pejaringan para Wanita Tuna Susila (WTS) itu menjelang bulan puasa. Tentunya hal itu di lakukan secara bersama-sama terhadap instansi terkait bagaimana agar Kabupaten Sumenep benar-benar bersih dari lokalisasi yang menjadi sarang para PSK. Sebab menurut Baidawi, seperti biasanya setiap di lakukan operasi kebanyakan para PSK yang terajaring itu berasal dari luar daerah, seperti Kab. Situbondo, Banyuange, Jember dan Pamekasan. Sedangkan dari Kab. Sumenep sendiri tidak banyak. Dari 10 PSK yang terjaring kemarin saja hanya satu orang yang berasal dari Sumenep sendiri. Ditanya mengapa tidak di rehabilitasi ke Kediri seperti sebelum-sebelumnya, menurut Baidawi, sebenarnya pihaknya ingin seperti itu. Akan tetapi justru informasi yang di terima di tempat rehabilitasi di Kediri itu, kebanyakan para PSK tidak kerasan karena merasa di perlakukan sangat ketat. Menurutnya seandainya para PSK itu mau di rehabilitasi di Kediri dengan pembinaan dan pelatihan keterampilan, tentunya keluarnya dari rehabilitasi mereka bisa bekerja dengan mandiri. Untuk itu Baidawi berharap pembinaan yang masih uji coba ini di harapkan berhasil dan nantinya bisa di laksanakan secara bertahap sebagai upaya memberantas prostitusi di Sumenep.(Ren)