Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 30-11-2018
  • 426 Kali

Sekda Serukan Masyarakat Harus Jaga Kelestarian Pencak Silat Tradisional

Media Center, Jum’at ( 30/11 ) Pemerintah Kabupaten Sumenep mengajak masyarakat untuk melestarikan pecak silat sebagai warisan budaya leluhur, sebab mengandung berbagai nilai dan filosofi kehidupan yang patut menjadi motivasi hidup.

“Pencak silat merupakan warisan asli budaya bangsa yang sudah tumbuh dan berkembang pesat di beberapa negara di dunia, sebab sejatinya pencak silat mengajarkan kita tentang konsentrasi, konsistensi, keseimbangan dan kekuatan.” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep, Ir. Edy Rasiyadi, M.Si pada Festival Pencak Silat Tradisional tahun 2018, di Lapangan Kesenian Sumenep (LKS), Jumat (30/11/2018) malam.

Sekda menyatakan, sebagai upaya melestarikan pencak silat di era saat ini, membutuhkan peran aktif masyarakat dan orang tua untuk memperkenalkan kepada anak-anaknya, supaya menekuni seni bela diri pencak silat tradisional.

Festival pencak silat tradisional diikuti sebanyak 31 peserta, terdiri dari 15 perkumpulan pencak silat dan 16 perguruan pencak silat katagori usia 14 tahun hingga 21 tahun serta 21 tahun hingga 50 tahun.

Mereka turun di katagori berpasangan atau ganda dengan iringan musik khas pencak silat tradisional.
Selain peran masyarakat dan orang tua, Sekda berharap perguruan silat di Sumenep, agar terus konsisten membina para atlet pencak silat utamanya atlet yunior.

“Kami optimis anak muda Sumenep yang mencintai pencak silat tidak hanya sekedar melestarikan budaya bangsa semata, melainkan melalui pencak silat tradisional mampu menekan perilaku negatif di kalangan remaja.” tandasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sumenep, Sufianto, SE, M.Si, menambahkan, festival itu juga sebagai ajang silaturrahim antar perguruan dan perkumpulan pencak silat di Kabupaten setempat.

“Kegiatan festival pencak silat tradisional untuk menyemarakkan peringatan Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan tahun ini.” pungkasnya ( Yasik, Fer )