Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 07-10-2004
  • 910 Kali

SELAMATKAN BUMI DEMI MASA DEPAN ANAK CUCU KITA

Sumenep-Infokom News Room : Ketika aturan hukum formal sudah tidak lagi mampu mengatasi berbagai penyebab bencana lingkungan, sebaiknya kita perlu segera kembali ke mitos dan Sunnatullah atau Hukum Alam. Demikian antara lain ditegaskan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedalda) Kabupaten Sumenep, Drs. Ec. Muchtar Sidik, MM saat memberikan sambutan pada Sarasehan Memperingati Hari Habitat Tahun 2004 di Ruang Pertemuan Bapedalda, Kamis (07/10). Dikatakan, kita semua makan, minum, bernafas karena jasa lingkungan. Untuk itu ia berharap, agar kelestarian lingkungan alam kita perlu dijaga dan dipelihara dengan bak, sehingga dapat membawa dampak positif dan kesejahteraan bagi kita semua. Disisi lain juga ditegaskan, mitos membuat pesan mengenai kearifan lokal yang diyakini mampu memelihara lingkungan / alam dari berbagai gangguan akibat keserakahan manusia. Mengembalikan alam kepada Sunnatullah akan membuat keseimbangan alam terjaga. Untuk itu menurut Muchtar Sidik, kembali ke MItos dan Sunnatullah merupakan salah satu solusi yang harus ditempuh, agar manusia bisa menjaga alam, dan alam membalas kearifan manusia dengan memberikan segala isinya dan kandungan yang bermanfaat bagi manusia. Dikatakan pula, bahwa sebetulnya ijin lingkungan dalam pelaksanaan pembangunan diberbagai sektor, misalnya industri harus ada terlebih dahulu, sebelum ijin yang lain didapat. Sementara itu bertindak sebagai penyaji materi, H. D. Zawawi Imron. Pada kesempatan tersebut H. D. Zawawi Imron banyak mengupas tentang merawat Habitat Demi Kelestarian Kehidupan dalam Perspektif Agama dan Budaya Lokal. Dikatakan, Manusia sebagai “Khalifah” atau aktor utama dari kehidupan didunia ini punya tugas untuk merawat kehidupan. Merusak kehidupan, merusak habitat dan lingkungan bertentangan dengan akal sehat, karena akan membawa bala bencana. Menurutnya, kehidupan membutuhkan kesadaran dan kearifan yang bertumpu pada akal sehat dan hati nurani. Untuk itu, kesadaran dan kearifan bersinergi dan melahirkan tindakan-tindakan beradab dan berbudaya, sehingga terjadi harmoni antara kehidupan manusia dengan alam habitatnya. Disisi lain ia juga berharap, agar pengendalian dampak lingkungan tidak dapat dikerjakan oleh hanya seorang saja, akan tetapi harus mendapat dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. Acara tersebut diwarnai dengan dialog serta diikuti oleh berbagai komponen masyarakat, LSM, Pelajar, Mahasiswa dan Dinas Instansi terkait. ( Im )