Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 19-03-2018
  • 2044 Kali

Sosok Tumenggung Mangkukusumo, Anak Dan Cucu Pemberontak Dari Terbaya

Media Center, Senin ( 19/03 ) Kisah Kangjeng Kiai Adipati Suroadimenggolo V, adipati Semarang yang berkedudukan di Terbaya, dan Raden Adipati Pringgoloyo, bekas Bupati Lasem kemudian Patih Sumenep, yang menjadi interniran dan bermasalah dengan Kolonial rupanya menjadi semacam sejarah yang terus terulang. Hingga beberapa generasi, keluarga ini menjadi sorotan bangsa penjajah, khususnya yang di Sumenep.

“Tokoh utamanya ialah Kangjeng Kai (sebutan Suroadimenggolo V; red). Yang memang kebetulan setelah dari Ambon mendapat suaka dari Sumenep,” kata R.B. Muhlis, salah satu pemerhati sejarah di Kabupaten Sumenep pada Media Center, Senin (19/03).

Jadi meski mendapat jaminan dari anak menantunya, Sultan Pakunataningrat Sumenep, Belanda masih was-was akan terjadi pergolakan di Madura Timur dengan hadirnya sosok agung yang di Semarang ini dikenal Kangjeng Terbaya. Itulah sebabnya meski menerima janji politik, bahwa Kangjeng Kai tak akan ikut dalam kegiatan pemerintahan di Sumenep dan tidak akan bergelut dengan kegiatan politik, Belanda tetap mengawasi beliau secara ketat.

Sementara sang anak, Raden Saleh alias Raden Ario Natadiningrat diminta Sultan Sumenep, iparnya untuk menjalankan roda pemerintahan sebagai Patih Dalem. Tentu saja itu sempat mendapat tentangan juga. Namun janji politik itu diyakinkan oleh Sumenep. “Hanya saja, Raden Saleh yang mendapat gelar Raden Adipati Pringgoloyo itu menyatakan bersedia, namun hanya mau menerima perintah saudara iparnya saja. Dan tidak bersedia jika ada campur tangan Belanda,” kata Muhlis.

Sepeninggal Pringgoloyo, jabatan patih Dalem diserahkan pada putranya, Raden Tumenggung Ario Mangkukusumo. Mangkukusumo ini menikah dengan salah satu putri Sultan Sumenep. Beliau menjabat patih di masa Panembahan Moh. Saleh alias Notokusumo II.

“Mangkukusumo ini tidak disukai Belanda sebenarnya. Karena jelas sikapnya selalu bertentangan dan membenci Belanda,” jelas Muhlis.

Akhirnya Belanda mencari jalan untuk menjatuhkan Mangkukusumo. Konon, Mangkukusumo menjalani sebuah perkara yang dibuat-buat Belanda. Puncaknya, beliau dipanggil ke Surabaya dan menerima dakwaan sekaligus putusan yang berujung diturunkannya sebagai Rijksbesturder atau Patih Dalem Sumenep. Sehingga sampai di sini kemudian kiprah keluarga Suroadimenggolo di kepemerintahan Sumenep era keraton. “Beliau kemudian diganti Raden Ario Jaingrono, salah satu menantu Sultan,” tutup Muhlis. ( Farhan, Esha )