Media Center, Sabtu ( 15/04 ) Pemerintah Kabuoaten Sumenep masih memiliki kendala untuk mengoperasikan penerbangan pesawat komersial di Bandara Trunojoyo, karena terkendala adanya bangunan salah satu sekolah di sekitar lokasi bandara tersebut.
Bupati Sumenep, Dr. KH. A. Busyro Karim, M.Si mengatakan, kendala yang menyebabkan pesawat komersil di Bandara Trunojoyo, yakni masih berdirinya bangunan SMA PGRI di sekitar lokasi bandara. Pihaknya bersama dengan pengelola SMA PGRI telah berkoordinasi dengan pihak terkait dalam rangka relokasi lembaga pendidikan tersebut. Bahkan, pihaknya sudah menyiapkan dana untuk pembebasan lahan sekolah tersebut, dan merelokasikannya ke lokasi lain di Desa Pamolokan Kecamatan Kota Sumenep.
”Dana untuk pembebasan tanah yang tersedia sekitar Rp 10 miliar supaya tidak menghambat aktivitas penerbangan pesawat komersial ke dan dari Bandara Trunojoyo. Namun, ternyata upaya relokasi SMA PGRI belum membuahkan hasil,”katanya disela-sela acara Ulang Tahun Komunitas Jurnalis Sumenep (KJS) di aula Diskominfo Jumat (14/04).
Bupati menyatakan, jajarannya untuk mengintensifkan koordinasi dan komunikasi dengan yayasan pengelola SMA PGRI, supaya sekolah tersebut secepatnya pindah lokasi, dan aktivitas penerbangan pesawat komersial di Bandara Trunojoyo bisa dilakukan secepatnya. Karena, apabila bangunan sekolah itu masih berdiri kokoh, tentu pengoperasian pesawat komersial tidak bisa dilakukan, menginat bangunan SMA PGRI membahayakan penerbangan.
“Tidak memungkinkan penerbangan komersial, karena berbahaya bagi penerbangan pesawat komersial atau pesawat yang berkapasitas angkut 70 penumpang. Kalau sudah selesai pembongkaran SMA PGRI sudah banyak pesawat yang akan beroperasi di Bandara Trunojoyo dan meraka sedang mengunggu,”katanya
Sementara Bandara Trunojoyo memiliki landasan pacu sepanjang 1.600 meter dan selanjutnya layak diterbangi pesawat berkapasitas angkut 70 penumpang, atau pesawat komersial. ( Yasik, Esha )