
Media Center, Rabu ( 14/02 ) Ibnu Hajar penyair (sastrawan) Sumenep sekalgius seorang pimpinan
redaksi salah satu radio di Sumenep, membawa nama harum kalangan
jurnalis dan Kabupaten Sumenep. Karena sebanyak 3 karya puisinya
terpilih masuk dalam antologi puisi “Kumpulan Puisi Wartawan Indonesia
Pesona Ranah Bundo”, bahkan Ibnu Hajar membacakan karya puisinya pada
acara resepsi perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2018, yang digelar di
Padang Sumatera Barat, tanggal 7 Februari lalu.
“Bersyukur, karena
dari 70 wartawan di Indonesia yang memiliki karya puisi
dengan mengirim 3 karya puisi dan terpilih 50 karya puisi untuk terbit
di Antologi Kumpulan Puisi Wartawan Indonesia Pesona Ranah Bundo,
dintaranya sebanyak 3 puisi saya,” kata Ibnu Hajar, Rabu (14/02).
Ia menyatakan, suatu kebanggan tersendiri memiliki kesempatan
mencatatkan karya puisi dalam antologi kumpulan puisi wartawan se
Indonsia, sekaligus membacakan puisi karya sendiri di HPN tahun ini,
yang dihadiri wartawan dari seluruh Indonesia.
“Yang jelas,
persaingan dalam menorehkan karya tulis tidak harus hidup di kota besar dan maju, namun dimanapun bisa berkaya, karena sejarah
membuktikan kalau seorang putera Sumenep juga mampu meraih
penghargaan,” imbuhnya.
Ibnu Hajar dalam resepsi HPN yang dihadiri
oleh Presiden RI, Joko Widodo di Padang, membacakan
puisi yang berjudul “Pantai Air Manis Kupahat Ombakmu di Teras
Matahari”.
Ibnu Hajar mengajak, kalangan jurnalis di Sumenep untuk
terus berkarya demi membawa nama harum seprofesi, dan Kabupaten
Sumenep, bahkan menjadi jurnalis memiliki nurani, bahkan memproduksi
berita untuk menangkal dan meluruskan kabar hoax, agar tidak terjadi
proses pembodohan kepada masyarakat.
“Saya mengajak teman-teman
wartawan, baik di PWI dan yang bertugas di Sumnep harus memberikan
informasi yang sesuai fakta, data serta akurat untuk meluruskan berita
hoax, bahkan untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) sesuai dengan motto HPN tahun ini, yakni Pers Sebagai Pemersatu
Bangsa,” pungkasnya. ( Yasik, M. Farhan, Esha )