Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 16-05-2013
  • 992 Kali

753 Ruang Kelas SD Di Sumenep, Kondisinya Rusak Berat

News Room, Kamis ( 16/05 ) Sedikitnya 753 ruang kelas yang tersebar di 251 lembaga pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Sumenep, baik daratan maupun kepulauan kondisinya rusak berat. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Drs. H. A. Shadik, M.Si menjelaskan, ratusan ruang kelas yang rusak berat itu akan direhabilitasi tahun 2013, melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Kami sudah mengajukan anggaran perbaikan bagi ruang kelas SD rusak berat itu kepada pemerintah pusat. Tinggal menunggu saja. Sedangkan yang masuk dalam perbaikan di DAK 2013, segera terealisasi,”kata H. Shadik, Kamis (16/05). Menurutnya, dari 753 ruang kelas SD dengan kategori rusak berat itu, 279 ruang diantaranya akan diperbaiki melalui DAK tahun ini. Sisanya, sekitar 474 ruang kelas rehabilitasinya menunggu dana dari APBN. “DAK tahun 2013 dilingkungan Disdik Sumenep senilai Rp. 52,3 milyar. Nah, sebagian DAK tersebut diperuntukkan merehabilitasi ruang kelas SD yang rusak berat sebanyak 279. Itu tersebar di 93 lembaga pendidikan, masing-masing lembaga 3 ruang,”terangnya. Perbaikan ruang kelas rusak berat di lembaga pendidikan SD ini, lanjut Shadik, ditargetkan tuntas tahun 2014 mendatang. “Target rehab ruang kelas rusak berat tersebut selesai tahun depan. Kami tidak bisa memaksakan tahun ini tuntas karena anggaran yang tersedia tidak mencukupi,”ujarnya. Ia menambahkan, jika melihat data jumlah ruang kelas SD yang rusak berat sudah berkurang, sebab perbaikan tiap tahun dilakukan. “Pada tahun 2012 kemarin, kami sudah memperbaiki atau merehab sebanyak 444 ruang kelas rusak berat. Dan tahun ini sebanyak 753 ruang kelas. Mudah-mudahan target rehab ruang kelas rusak berat tersebut bisa terwujud, sehingga tahun 2015 tidak ada lagi ruang kelas rusak berat di Kabupaten Sumenep,” ungkapnya. Perbaikan bagi ruang kelas rusak berat itu, pihaknya tetap memprioritaskan lembaga sekolah yang memiliki jumlah murid paling banyak. “Jadi, SD yang memiliki jumlah murid terbanyak akan lebih diprioritaskan dalam rehab ruang kelas yang rusak berat, karena dikhawatirkan mengganggu proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM),”pungkasnya. ( Nita, Esha )