Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 23-08-2010
  • 756 Kali

Aktivis SAMPLE Desak DPRD, Tindak Tegas Pelaku Pungli Elpiji

News Room, Senin ( 23/08 ) Puluhan aktivis yang bernaung di bawah bendera Sarikat Muda Peduli Lenteng (SAMPLE), pada Senin (23/08) pagi, menggelar aksi demo di depan Gedung DPRD Sumenep. Aksi yang dikawal ketat aparat kepolisian itu berlangsung damai. Mereka, yang sebagian besar siswa Madrasah Tsnawiyah (MTs) di Kecamatan Lenteng, mendesak anggota DPRD Sumenep untuk secepatnya menindak tegas oknum perangkat Desa, yang telah melakukan pungutan liar (pungli) saat pendistribusian elpiji 3 kilogram. Koordinator Aksi, Hayat Firdiansyah menjelaskan, warga Lenteng telah menjadi korban oknum perangkat Desa setempat, dengan memungut biaya pengambilan tabung gas berisi elpigi 3 kilogram, antara Rp. 5.000,00 hinggar Rp.10.000,00. “Kami sengaja datang ke dewan ini, guna meminta anggota dewan Sumenep yang terhormat, supaya menindak tegas oknum perangkat Desa yang telah melakukan pungli atas pengambilan seperangkat elpigi 3 kilogram,”kata Hayat, pada wartawan di depan gedung DPRD Sumenep, Senin (23/08). Semestinya, menurut Hayat, pengambilan seperangkat gas elpigi 3 kilogram itu tidak ada biaya atau gratis. Sebab, ini merupakan program dari pemerintah dalam halnya konversi minyak tanah ke gas. “Tapi kenapa, kami justru dipungut dengan biaya yang bervariasi. Kami juga meminta uang yang sudah dibayarkan pada oknum perangkat Desa supaya dikembalikan. Kalau tidak, kami tidak segan-segan akan tempuh jalur hukum,”ujarnya. Setelah melakukan orasi sekitar 30 menit, akhirnya 3 orang perwakilan SAMPLE diperkenankan masuk oleh staf dewan, untuk bertemu dengan anggota Komisi B DPRD Sumenep. Sementara, Ketua Komisi B DPRD Sumenep, Ir. Bambang Prayogi, usai pertemuan dengan 3 orang perwakilan SAMPLE itu mengatakan, pihaknya akan secepatnya mengambil langkah tegas, guna menindak lanjuti persoalan tersebut. “Langkah-langkah itu memang belum kami ambil. Karena, kami masih akan memanggil para konsultan pendistribusian elpigi, yang sampai sekarang tidak kunjung dipenuhi. Tapi, kami secepatnya melakukan pertemuan kembali dengan Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Sumenep,”ungkapnya. Bambang juga mengemukakan, pihaknya merasa kebingungan dengan persoalan ini. Sebab, disatu sisi perangkat Desa melakukan pungli, sedangkan sisi lainnya masyarakat penerima manfaat justru menjual gas elpigi 3 kilogram tersebut. “Nah, ini siapa yang harus disalahkan. Perangkat Desa yang melakukan pungli untuk ganti transportasi, ataukah masyarakat yang tidak memanfaatkan barang tersebut,”terangnya menambahkan.( Nita, Esha )