News Room, Rabu ( 26/10 ) Dua puluh aktivis aliansi pemuda dan mahasiswa kepulauan Sumenep, Rabu (26/10) pagi, melakukan aksi damai di depan Gedung DPRD setempat. Mereka menuntut dewan mengusut tuntas persoalan raibnya 600 ton beras rakyat miskin (raskin) untuk jatah sembilan Desa se Kecamatan Sapeken, periode Januari-September 2011, senilai Rp. 3,9 milyar. Sambil berorasi, puluhan pendemo itu juga membawa poster diantaranya bertuliskan “Kembalikan Raskin Sapeken”. Korlap aksi, Suhardi menjelaskan, sindikat mafia raskin kepulauan diluar batas kewajaran, karena telah tega menghilangkan jatah 9 bulan raskin bagi Kecamatan Sapeken, yang mencapai 600 ton. “Kami mendesak dewan dan Pemkab Sumenep, supaya mengadili sembilan Kepala Desa (Kades) se Kecamatan Sapeken untuk secepatnya mengganti raskin yang telah digelapkan,”kata Suhardi, di depan Gedung DPRD Sumenep, Rabu (26/10). Suhardi juga mengemukakan, jika nantinya terbukti melakukan penggelapan raskin, pihaknya meminta untuk berhentikan kades di Kecamatan Sapeken yang bermasalah. “Ini perlu ditindak tegas, termasuk oknum yang telah memalsukan data dan membuat laporan palsu,”terangnya. Setelah melakukan negosiasi dengan staf dewan, akhirnya 3 perwakilan aliansi pemuda dan mahasiswa kepulauan diperkenankan masuk, yang ditemui anggota Komisi A DPRD Sumenep. “Tuntutan para pendemo itu sudah kami terima dengan serius. Selanjutnya, kami akan tindak lanjuti dengan mendalami data di 9 Desa se Kecamatan Sapeken,”ungkap Wakil Ketua Komisi A DPRD Sumenep, Moh. Ali, Rabu (26/10). Usai tatap muka dengan anggota Komisi A DPRD Sumenep, puluhan pendemo langsung bergeser ke depan Kantor Pemkab setempat. ( Nita, Esha )