News Room, Rabu ( 05/02 ) Persoalan ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep, tak kunjung reda. Meski Pertamina sudah berusaha memenuhi kebutuhan tersebut, namun muncul konflik baru. Kali ini, warga mengeluhkan terkait kualitas BBM jenis premium yang diduga adalah “oplosan”. Versi warga, dalam sepekan terakhir, bensin yang dikirim melalui kapal tanker itu, berbau tak sedap dan lengket. Jika dipegang licin, padahal jenis bensin mudah menguap. “Kondisi ini tidak biasanya, apalagi kalau dipegang itu terasa licin dan lengket. Dan kalau dicium ada bau seperti karet terbakar,”kata Moh. Albar, salah satu warga Masalembu. Awalnya dirinya mengira kondisi itu terjadi kebetulan pada salah satu pengecer. Namun, menurutnya, saat beberapa warga kembali mencoba membeli bensin ke pengecer-pengecer lain, juga terjadi hal yang sama. “Semua pembeli bensin di Masalembu mengeluhkan bensin yang baunya aneh itu,”terangnya. Gara-gara kualitas bensin yang tidak seperti biasanya itu, lanjut Albar, sepeda motor warga banyak yang mogok. "Ini banyak yang ngeluh, karena sepeda motornya tiba-tiba macet. Dan ini bukan hanya dialami 1 orang saja,"ungkapnya. Hal senada diungkapkan Moh. Syamsi, juga warga setempat. Ia mengaku beberapa kali terpaksa mendorong sepeda motornya yang macet setelah membeli bensin yang berbau aneh itu. "Ya kalau baru beli masih gak papa. Tapi baru jalan beberapa meter, tiba-tiba mati. Harus distater lagi, baru hidup. Tapi nanti mati lagi. Begitu terus,"keluhnya. Menurutnya, selama ini di Masalembu tidak pernah ada kejadian semacam itu. Bensin yang dibeli dari APMS maupun kios-kios eceran, kualitasnya tetap bagus. "Ya baru terjadi untuk pengiriman bensin yang terakhir ini,"terangnya. Sementara Humas Pertamina Jawa Timur, Happy Wulansari ketika dikonfirmasi, membantah adanya kemungkinan bensin rusak dan tercemar di Masalembu. Menurutnya, setiap pengiriman BBM baik jenis premium maupun solar, selalu dilakukan pengecekan. "Semua produk dipastikan on spek. Kami cek ke pihak APMS juga tidak ada masalah. Karena setiap produk yang keluar dari terminal BBM pasti sudah melalui pengujian mutu,"ujarnya. Ia mengungkapkan, untuk Masalembu, pengiriman premium terakhir tercatat tanggal 27 Januari 2014, dari terminal BBM Tanjung Wangi, Banyuwangi. Di terminal tersebut, pihaknya sudah melakukan cek dokumentasi untuk produk premium, dan semua dinyatakan on spek. "Buktinya di Banyuwangi tidak ada keluhan atau laporan kerusakan mesin. Jadi kami pastikan di APMS, produk premiumnya juga on spek,"tandasnya. Happy menambahkan, untuk BBM jenis apapun, apabila ingin memastikan kualitas produk apakah on spek atau off spek, tidak bisa dari bau dan tampilan fisik, melainkan harus melalui uji laboratorium. "Untuk Masalembu, akan kami cek. Tapi kalau sudah di pengecer, kami tidak tahu lagi. Namun demikian, kami akan coba mengambil sampel di APMS, untuk memastikan kualitas premium tersebut,"pungkasnya. ( Nita, Esha )