Media Center, Rabu ( 05/06 ) Pemerintah Kabupaten Sumenep mendorong peran serta dan koordinasi lintas sektor dalam penanganan penurunan tengkes (stunting), supaya bisa mencapai target atau persentase kasusnya.
Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo mengatakan, target penurunan tengkes memerlukan dukungan dan kerja sama lintas sektor, sehingga bisa membangun generasi masa depan yang berkualitas.
“Kami mengharapkan dinas terkait, kecamatan, desa serta pihak lainnya harus bersinergi, berkoordinasi dan berorientasi yang sama, pada akselerasi dan prioritas penurunan tengkes,” kata Bupati di sela-sela Rapat Koordinasi Tengkes (Stunting) tingkat Kabupaten Sumenep, di Hotel De Baghraf, Rabu (05/06/2024).
Komitmen penurunan tengkes merupakan tanggung jawab banyak pihak, untuk bergotong royong, bekerja keras dan bekerja cepat dalam rangka mewujudkan penurunan tengkes menjadi 14% di 2024.
“Karena menjadi kunci suksesnya penurunan angka tengkes sesuai prinsip penthahelix, penurunan jumlah tengkes memerlukan keterlibatan bersama antara pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat dan pihak media,” jelasnya.
Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2023 angka prevalensi pada SKI turun signifikan, yaitu turun 5,2% sebesar 16,7% dari 2022 sebesar 21,9%, dan 2021 prevalensi tengkes sebesar 29,6%.
Pada 2024 ini dari 16% harus turun menjadi 14%, tentu saja untuk mencapai target itu memerlukan komitmen berbagai pihak di berbagai tingkatan pemerintahan di daerah.
“Karena itulah, semua elemen untuk mendukung dan mengawal pelaksanaan akselerasi penurunan tengkes (stunting), karena pemerintah daerah tidak mungkin bekerja sendirian, tanpa ada dukungan, kolaborasi dan partisipasi pihak lain,” pungkas Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo. ( Yasik, Fer )