Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 19-06-2008
  • 358 Kali

DKS Jalin Komunikasi Dengan DPRD

DPRD Sumenep News: Setelah berhasil membentuk kepengurusan Dewan Kesenian Sumenep (DKS) yang baru beberapa waktu lalu, para senima yang tergabung dalam wadah itu mengembangkan jaringan komonikasi dengan berbagai pihak. Pada Juma’t 13 Juni lalu, pengembangan komonikasi dilakukan bersama Komisi B DPRD Sumenep melalui acara audensi. Bertempat di ruang rapat Komisi B audensi dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan dipimpin oleh Ketua Komisi B KH. Unais Ali Hisyam. Berdasarkan penjelasan DKS dihadapan Komisi B, audensi yang dilakukan tiada lain dimaksudkan untuk melakukan komonikasi dan koordinasi terkait dengan keberadaan seni dan budaya di Kabupaten Sumenep. “Dalam planing target 1 tahun kepengurusan yang baru DKS akan melakukan reidentifikasi, atau pemetaan kembali secara detail potensi-potensi kesenian yang ada di Kabupaten Sumenep,” ujar A Turmidi. Kegiatan reidentifikasi itu, Turmidi melanjutkan, akan dilakukan semaksimal mungkin sehingga hasilnya dapat menggambarkan profil potensi kesenian yang ada di Kabupaten Sumenep. Dengan demikian, perumusan kegiatan atau program DKS kedepan dapat dilakukan dengan tepat dan obyektif. “Memformulasikan kedalam bentuk-bentuk kegiatan yang tepat, misalnya, kegiatan yang berorentasi kepada aspek pendidikan atau pengkaderan, pelestarian suatu obyek seni budaya, pengolahan kesenian yang bersifat inovatif, bersinggungan dengan kepariwisataan dan ekonomi, dan forum festival dan temu budaya”, tambahnya. Pertemuan yang berlangsung sekitar 1 jam itu, dihadiri sedikitnya oleh 13 anggota DKS, konterpat Komisi B Dinas Pariwisata, BKKD dan segenap anggota Komisi B. Sebelumnya, pada tanggal 12 Maret 2008, para seniman Sumenep juga melakukan audensi serupa dengan DPRD, hanya saja ketika itu mereka mengatasnamakan Forum Komonikasi Seniman (FKS) sebagai cikal bakal pembentukan kepengurusan DKS yang baru. Pada dasarnya, baik pertemuan yang berlangsung pada 13 Juni dan pertemuan yang berlangsung 12 Maret, memiliki agenda yang sama. Para seniman melalui kedua pertemuan itu ingin menggugah pemerintah untuk lebih perhatian lagi terhadap keberadaan seni dan budaya Sumenep. Hal itu diperlukan untuk menepis kesan bahwa perkembangan seni dan budaya di Sumenep sejauh ini terlihat mandeg dan berjalan ditempat. Mereka mengakui, melemahnya perkembangan seni dan budaya bukan semata-mata karena tidak adanya dukungan dari pemerintah. Tetapi juga karena disebabkan oleh faktor internal lembaga kesenian, seperti fakumnya Dewan Kesenian Sumenep (DKS) dan lain sebagainya. Terlebih lagi, pola kaderisasi dalam tubuh lembaga kesenian semacam DKS tidak berjalan sama sekali. Ini terbukti, meskipun kepemimpinan di DKS sudah lama berakhir masa priodenya, namun kelanjutan dari estafet kepengurusan tidak pernah dilakukan. Oleh karena itu, harapan DKS, dengan terbentuknya kepengurusan DKS yang baru, pemerintah dapat memberikan porsi perhatian yang wajar bagi perkembangan dan pertumbuhan bidang seni dan budaya di Kabupaten Sumenep kedepan. “Kami meminta dukungan, berupa adanya jalinan komonikasi yang terbina dengan baik antara DKS dengan DPRD. Jangan sampai komonikasi kemudian jadi terputus sehingga aspirasi para seniman tidak mendapatkan ruang yang memadai bagi pengembangan seni dan budaya di Kabupaten Sumenep. Ujar Ketua FKS Halily. Terkait dengan aspirasi para seniman itu, Ketua DPRD Sumenep KH. Abuya Busyro Karim, pada kesempatan audensi dengan FKS, mengatakan, pihak DPRD sangat menyambut baik terbentuknya FKS sebagai wadah para seniman di Kabupaten Sumenep. Hanya saja Busyro berharap, agar keberadaan FKS bisa tetap bertahan dan kemandiriannya harus tetap dijaga. “DPRD menyambut positif adanya FKS. Cuma pada kesempatan ini kami berharap, agar keberadaan FKS ini nantinya bisa independen dalam banyak hal. Baik dalam beraktifitas dan berkarya, independisi itu diharapkan dapat tetap terjaga dengan baik,” ungkapnya.(mam)