Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 19-12-2022
  • 733 Kali

Festival Panen Hasil Belajar Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 5 Sumenep

Media Center, Senin ( 19/12 ) Kabupaten Sumenep sangat mendukung program pendidikan melalui guru penggerak sebagai langkah strategis memajukan pendidikan. Apalagi sejak awal dilaksanakannya terhadap 5 sekolah penggerak, hingga dalam proses pengembangan yang berkelanjutan ini perlu pelatihan dan kegiatan kolektif para guru untuk memperkuat kapasitas dan kapabilitas mereka.

“Guru penggerak ini sebagai transformasi perkembangan zaman bidang pendidikan khususnya terkait teknologi yang mau tidak mau harus diikuti, karena situasi dan kondisi yang harus terus berkembang,” kata Bupati Sumenep Ra Achmad Fauzi, SH, MH, pada Lokakarya 7 (tujuh) Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 5 (lima) Bagi Wilayah Mitra Provinsi Jawa Timur, di Aula STKIP PGRI setempat, Senin (19/12/2022)

Karenanya pihaknya meminta masyarakat harus cerdas dalam menggunakan teknologi, sehingga sesuai dengan pemanfaatannya yang akan luar biasa apabila dipergunakan secara cerdas. Dan itu harus ditindaklanjuti oleh para guru kepada anak didik agar mereka bisa mempergunakan teknologi secara positif, sebab jika tidak tentunya akan berdampak negatif.

Diakui pula, dengan adanya program guru penggerak ini, dapat dijalankan dengan mendorong melalui penguatan Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya melalui para guru penggerak di Kabupaten Sumenep ini.

Sehingga, harapan untuk perubahan dari ujung timur Pulau Madura, yakni Kabupaten Sumenep sebagai gerbang Jawa Timur. Itu sudah dimulai dari sejarah panjang orang dahulu sejak 267 tahun lalu, orang Madura adalah king maker, ahli strategi dan master plan berdirinya Majapahit. 

“Jadi, tidak perlu diragukan lagi Sumenep yang merupakan Kabupaten di ujung timur Pulau Madura ini, sudah 267 tahun lalu memulai mengawali kejayaan di Nusantara ini,” tambahnya.

Sementara itu, dari Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Timur Aminullah, yang juga Pelaksana Teknis Dirjen GTK Kemedikbudristek, mengungkapkan, ada tiga program penting yang harus dilaksanakan, yakni pertama pendidikan guru penggerak, kedua implementasi kurikulum merdeka dan ketiga program sekolah penggerak.

“Itu semua merupakan satu kesatuan mengarah pada perubahan simultan yang dilakukan guru penggerak dalam tugas pokok memfasilitasi pengembangan kompetensi pendidik,” ujarnya.

Dan ini diakui sudah dilakukan sinergi oleh pelaksana pendidikan Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Sumenep. Karenanya, dengan adanya 49 calon guru penggerak yang sebentar lagi menjadi pendorong pendidikan melalui komunitas belajar, perubahan di lingkungan sekolahnya serta menggunakan media daring dan luring akan menjadi agen perubahan.

Pihaknya percaya, karena mereka sudah digembleng selama 6 bulan dengan berbagai kegiatan pelatihan daring, lokakarya konfrens hingga pendampingan coaching untuk perubahan lingkungan masing-masing serta menggelitik perubahan memengaruhi sekitarnya. 

“Mereka harus terdepan memengaruhi dan menjadi narasumber dari praktik baik yang dilakukan, dan keluar dari kebiasaan yang tak pernah dipikirkan guru lain,” tandasnya.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Agus Dwi Saputra, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Sumenep, Samsul Arifin, Ketua STKIP PGRI Asmuni, para kepala sekolah dan Guru Penggerak dari tingkat SD, SMP dan SMA di Kabupaten Sumenep.

Dalam kesempatan tersebut di samping ditampilkan berbagai kreasi seni tari, vocal dan hadrah dari hasil binaan guru penggerak, juga dilakukan kunjungan oleh Bupati dan para undangan ke masing-masing stand hasil karya sekolah penggerak masing-masing tingkatan sekolah. ( Ren, Fer )