News Room, Senin ( 25/08 ) Makin maraknya pekerja seks komersial (PSK) yang berkeliaran di Kabupaten Sumenep, menjelang bulan Suci Ramadhan 1429 Hijriyah, ternyata mengundang perhatian Dewan Koordinasi Cabang (DKC) Garda Bangsa Sumenep. Dengan langkah dan tekad bulat, DKC Garda Bangsa menggelar demo di depan Taman Adipura, Jalan Trunojoyo, Kota Sumenep, Senin (25/08). Sambil membawa poster bertuliskan bubarkan dan bersihkan PSK di Bumi Sumekar ini, aksi aktivis Garda Bangsa juga mengecam ketidak tegasan aparat penegak hukum, baik kepolisian dan Satpol PP (Pamong Praja) yang tidak respon terhadap maraknya PSK saat ini. Padahal, Sumenep merupakan Kota Santri yang seharusnya bebas dari kemaksiatan, termasuk penjualan minuman keras dan penyakit masyarakat lainnya. Bahkan, karena merasa risih dengan kehadiran PSK, maka Garda Bangsa mengancam akan melakukan sweeping terhadap rumah warga yang dijadikan penampungan PSK asal luar Madura. Ketua DKC Garda Bangsa Sumenep, Achmad Humaidi mengaku prihatin dengan kondisi lingkungan di Sumenep, yang semakin dipadati kemaksiatan. Apalagi bulan puasa sudah tinggal hitungan hari saja, sangat tidak etis jika kedatangan bulan penuh barokah ini, disambut maraknya PSK. “Garda Bangsa tidak akan tebang pilih dalam pembersihan PSK, makanya secepatnya kami bakal men-sweeping rumah-rumah warga, serta sejumlah tempat yang dijadikan transaksi esek-esek,â€Âterangnya. Ia menjelaskan, berdasarkan temuan yang dikantonginya, bahwa sebagian besar warung yang ada diterminal lama, terminal Arya Wiraraja, dan areal Taman Adipura seringkali dijadikan transaksi esek-esek pada malam hari. Sedangkan rumah warga yang banyak penampung PSK, yakni di Kecamatan Bluto, Dasuk, Ambunten, Kecamatan Kota, serta tempat-tempat kos di wilayah Kota Sumenep. Karena itu, Humaidi mendesak Nahdlatul Ulama (NU) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumenep, agar menyikapi persoalan PSK. Sebab, jika hal itu dibiarkan, dipastikan Sumenep akan menjadi Dolly kedua setelah Surabaya. "Warga Sumenep sudah merasa resah dengan persoalan perekonomian, jangan lagi ditambah ruwet dengan kehadiaran PSK. Maka, harus segera dibersihkan dan ditertibkan,†tegasnya. ( Nita, Esha )