News Room, Rabu (27/08) Belum stabilnya kondisi gelombang laut di Selat Jawa selama 2 pekan terakhir ini, membuat Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin di wilayah kepulauan Kabupaten Sumenep mengalami kelangkaan, akibatnya harga eceran bensin di Kecamatan Arjasa, Kepulauan Kangean melonjak naik hingga mencapai Rp. 9.000,00 per-liter. Padahal, pada kondisi normal, para pengecer menjual bensin seharga Rp. 7.000,00 per-liter. Salah seorang warga Desa Kolo-Kolo, Kecamatan Raas, A. Rahman mengaku, jika harga bensin didaerahnya naik drastis, yang semula Rp. 7.000,00 per-liter, sekarang menjadi Rp. 8.500,00 hingga Rp. 9.000,00 per-liter. Tapi, untuk di wilayah Kecamatan hanya dipatok Rp. 8.500,00 per-liter. “Saya kira harga bensin naik dipengaruhi sulitnya bensin, akibat tidak lancarnya pasokan bensin dari wilayah daratan. Jadi, sekarang warga merasa kelimpungan,â€Âterangnya. Ia menjelaskan, dengan kenaikan harga bensin tersebut, warga kepulauan Kangean banyak yang mengeluh. Dikarenakan, kenaikan itu terjadi bersamaan dengan naiknya sejumlah kebutuhan pokok dipasaran menjelang bulan puasa. Harga premium eceran yang tembus Rp. 9.000,00/liter juga terjadi di kepulauan Masalembu. Kondisinya tidak jauh berbeda, selain harganya melambung, bensin juga seringkali sulit di dapatkan. Sementara, hasil pantauan News Room, hampir setiap hari SPBU di Desa Kolor, sering terjadi antrean roda 2 dan 4. Bahkan, SPBU Lingkar Timur, SPBU Pamolokan, dan SPBU yang ada di Patean tidak beraktivitas karena kehabisan stok. Pemilik SPBU terpaksa memancang papan pengumuman yang bertuliskan "Bensin Kosong". Menanggapi kondisi tersebut, Kabag Perekonomian Pemkab Sumenep, H. Achmad Sadik, S.Sos mengakui jika premium seringkali kosong di sejumlah SPBU. Hal itu disebabkan dengan tingginya aktivitas warga saat ini, baik di pulau maupun di wilayah darat. "Sudah bisa dilihat, jika aktivitas masyarakat sekarang sangat tinggi, apalagi pada musim panen tembakau seperti saat ini. Itu sudah biasa terjadi tiap tahun,"tegasnya. ( Nita, Esha )