News Room, Jum’at ( 23/07 ) Harga cabe rawit rupanya memang ruwet, seketika harganya selangit, namun seketika bisa menukik turun drastis. Lebih drastis lagi jika harga cabe rawit juga dipermainkan oleh tengkulak-tengkulak, yakni dengan cara berupaya membeli cabe kepada petani semurah mungkin dan menjual kepada pedagang semahal mungkin, sehingga petani gigit jari dan pembeli rumah tangga sakit hati. “Kami para petani serba sulit mas, jika tidak segera kami jual, khawatir nanti harganya turun lagi, jadi dengan terpaksa meskipun harganya bisa separuh lebih anjloknya dari minggu lalu, kami jual juga,â€ujar salah seorang petani, Siti Maimuna (45) ketika ditemui sejumlah wartawan disela-sela panen cabe rawit dikebunnya. Menurut Siti, seminggu yang lalu harga jual kepada tengkulak yang memang sering datang langsung kepada petani membeli dengan harga Rp. 15.000,00, tapi tiba-tiba sejak kemarin mereka hanya membeli dengan harga Rp. 8.000,00, jadi lebih separuh jatuhnya harga. Padahal awal-awal harganya malah Rp. 20.000,00 keatas. “Untuk panen cabe memang tidak bisa sekali panen seperti padi mas, setidaknya dalam sebulan bisa berkali-kali tergantung masa tuanya. Jadi, kalau kebagian pas panen mahal bersyukur, jika sudah saatnya turun, mau gimana lagi,â€tambahnya. Sementara itu harga cabe rawit sendiri di pasaran saat ini berkisar Rp. 35.000,00 hingga Rp. 40.000,00. Dan berdasarkan data dari Bidang Bina Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep, dalam seminggu ini cabe rawit mengalami kenaikan hingga Rp. 40.000,00 dari sebelumnya yang berkisar antara Rp. 30.000,00 hingga Rp. 35.000,00 per-kilogram. ( Ren, Esha )