News Room, Jum’at ( 13/02 ) Harga sembilan bahan pokok (Sembako) di kepulauan naik drastis, seiring masih buruknya cuaca di perairan Kabupaten Sumenep. Bahkan, stok sembako juga mulai kosong, sehingga harga terus melonjak hingga mencapai 100 persen. Sembako yang rencananya akan dikirim ke Pulau Kangean dan Masalembu masih tertahan di Pelabuhan Kalianget sejak 2 pekan terakhir. Akibatnya, banyak telur dan jenis sembako lainnya membusuk. Salah seorang tokoh masyarakat kepulauan Kangean, Badrul Aini, mengatakan, disejumlah pulau kecil, stok sembako sudah kosong. Kalaupun ada, hanya dipedagang tingkat ibukota Kecamatan dan harganya naik. “Harga sembako naik rata-rata pada kisaran 90 persen hingga 100 persen dari harga semula,â€Âkata Badrul, ketika dihubungi melalui telepon genggamnya, Jum’at (13/02). Harga minyak goreng yang semula seharga Rp. 9.700,00 naik menjadi sebesar Rp. 20.500,00 per-kilogram, beras medium semula Rp. 5.000,00 menjadi sebesar Rp. 10.000,00 per-kilogram. Daging ayam potong, sebelumnya Rp. 22.000,00 kini dipatok Rp. 44.000,00. Sedangkan daging sapi dari harga semula Rp. 50.000,00 naik menjadi Rp. 99.000,00 per-kilogram. Harga ikan bandeng, dari harga semula Rp. 18.000,00 per-kilogram (sekitar empat ekor ikan) saat ini dipatok Rp. 25.000,00. Minyak tanah dari Rp. 5.000,00 kini dipatok seharga Rp. 8.000,00 per-liter. Gula pasir lokal dari Rp. 7.000,00 naik menjadi Rp. 14.000,00. Tepung terigu dari Rp. 8.000,00 menjadi Rp. 16.000,00 per-kilogram. Telur ayam ras dari Rp. 900,00 per-butir dipatok seharga Rp. 2.000,00 per-butir. Kenaikan harga sembako tersebut diluar kemampuan daya beli masyarakat. “Selama cuaca buruk, warga pulau yang mayoritas nelayan tidak beraktivitas dilaut, sehingga pendapatan biaya hidup juga kosong,â€Âterangnya. Dia menjelaskan, pasokan sembako ke pulau-pulau kecil belum masuk. Selain perahu rakyat belum berani beraktivitas, juga kapal yang biasa melayani lintas antar pulau belum maksimal beroperasi. Bahkan, yang ke Pulau Masalembu belum ada transportasi laut. ( Nita, Esha )