News Room, Sabtu ( 21/08 ) Kurang berhasilnya masyarakat petani yang tanam tembakau pada musim kemarau ini membuat ekonomi masyarakat semakin sulit, sehingga beberapa petani enggan melaksanakan aktifitas pertaniannya lagi. Akhirnya, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagian harus merelakan barang dijual maupun digadaikan maupun binatang piarannya dijual untuk memenuhi kebutuhan mereka. Seperti halnya yang dialami oleh masyarakat Desa Nyapar Kecamatan Dasuk, beberapa petani yang memang tetap menanam tembakau sejak awal musim kemarau bula juni lalu, hampir semua tidak dapat menghasilkan apa-apa. Tanaman daun emas itu kering dan tidak tumbuh seperti biasa, sehingga banyak yang ditinggal begitu saja oleh pemiliknya. Meskipun sebagian masyarakat petani ada yang menanam tanaman lain, seperti cabe, mentimun dan kacang-kacangan, namun hasil penjualannya tidak seberapa. Bayangkan untuk cabe yang awalnya bisa dibeli dengan harga Rp.15.000,00 saat ini sudah jatuh antara Rp. 3.000,00 samapai Rp.5000,00 pada petani. Padahal harga dipasar cabe terendah masih diatas Rp. 25.000,00. Menurut Kepala Desa Nyapar, Abdur Rahman ketika ditemui News Room mengungkapkan kondisi seperti itu memang membuat sebagian petani enggan untuk menanam jenis tanaman pertanian apalagi tembakau. Sebab, jika dihitung dengan pekerjaan dan biaya tanam, hasilnya tidak nutut untuk keperluan sehari-hari. “Kami harapkan kondisi seperti ini segera pulih, sehingga kepanikan masyarakat bisa kembali nyaman. Karena biasanya kondisi tersebut membuat keamanan lingkungan sering terganggu,”ujar Abd. Rahman. Meskipun hingga saat ini Desanya masih relatif aman dibandingkan dengan beberapa Desa tetangga yang banyak terjadi pencurian, namun pihaknya bersama warga tetap selalu siaga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Pihaknya juga menghimbau masyarakat agar tidak tergoda dengan perilaku kejahatan. Dan lebih baik mempertahankan hidup dengan bekerja seadanya dan menjual dulu barang yang bisa dijadikan sambungan hidup. “Mudah-mudahan kondisi seperti ini tidak terjadi ditahun-tahun berikutnya, sehingga petani bisa hidup sejahtera,”pungkas Rahman. ( Ren, Esha )