News Room, Jumat ( 26/02 ) Angka buta aksara di Kabupaten Sumenep dalam lima tahun terakhir telah menunjukkan penurunan angka yang signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah buta aksara sebelumnya di tahun 2010 yang mencapai 134.000 orang, saat ini tinggal sekitar 64.865 orang yang masih masuk kategori buta aksara.
Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah, Drs. Misbahul Munir, M.Si kepada News Room, Jumat (26/02). Menurutnya, dari data yang ada tersebut jika sandingkan dengan data pada Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, kecenderungannya bisa lebih besar.
“Dalam 5 tahun ini kami telah berpacu terus meluncurkan sejumlah program, agar masyarakat terbebas dari kategori buta aksara,”ungkapnya.
Dicontohkan Munif, beberapa program yang dilaksanakan diantaranya, program Keaksaraan Fungsional (KF) yang saat ini sudah menyebar di beberapa wilayah di Sumenep, termasuk kegiatan Bimbingan Belajar (Bimbel).
Dijelaskan dari 5 lokasi yang menjadi kantong buta aksara tertinggi di Kabupaten Sumenep diantaranya tersebar di Kecamatan Arjasa sekitar 7.000 warga, Kecamatan Talango
5.000 warga, disusul Kecamatan Pasongsongan, Gapura dan Kangayan masing-masing sekitar 4.000 warga. Sedangkan di luar Kecamatan tersebut masih di bawah angka 2.000 warga.
“Syukurlah dari sejumlah program yang kami laksanakan terebut, Dinas Pendidikan Sumenep sudah mampu mengangkat angka buta aksara sebanyak 70.035 warga,” tambahnya. ( Ren, Esha )