Media Center, Selasa ( 30/10 ) Kesenian Keraton se-Nusantara tampil di Pagelaran Seni Budaya sebagai rangkaian Festival Keraton dan Masyarakat Adat ASEAN (FKMA) ke V Kabupaten Sumenep tahun 2018.
Bupati Sumenep, Dr. KH. A. Busyro Karim M.Si, mengatakan, filosofi kerajaan Sumenep memiliki banyak makna bagi pemerintahan, seni budaya dan perekonomian daerah. Bahkan desain areal Keraton sebagai pusat pemerintahan utamanya di sepanjang jalan depan Masjid Jamik atau Taman Bunga tempat pagelaran seni budaya itu, jika dilihat dari atas udara berlafadzkan Allahu.
“Desain jalan dari sebelah utara Taman Bunga hingga selatan (depan Kodim Sumenep), berlafadz Allah, artinya raja Sumenep terdahulu mendesain kota agar masyarakatnya agamis dan selalu mendekatkan diri kepada Sang Khaliq.” tegas suami Nurfitriana ini saat membuka Pagelaran Seni Budaya di Taman Bunga Kota Sumenep, Senin (29/10) malam.
Bupati atas nama Pemerintah Daerah menyampaikan terima kasih atas kehadiran raja, sultan dan ratu bersama rombongan ke Kabupaten Sumenep untuk mengikuti kegiatan FKMA ke V, sekaligus berharap pelayanan selama berada di Kota Keris memuaskan.
“Saya juga berharap dengan pagelaran seni budaya kerajaan se-Nusantara itu bisa saling memperkokoh kebersamaan kerajaan di Nusantara.” tutur Bupati dua periode ini.
Sementara pada pagelaran Seni Budaya rangkaian FKMA ke V Kabupaten Sumenep 2018 menampilkan kesenian dari Kerajaan se-Nusantara diantaranya Tari Tortor Sombah dari Kerajaan Simalungun Sumatera Utara, Tari Hanoman dari Keraton Jogjakarta dan Seni Bela Diri Pamanca Dari Kerajaan Gowa. ( Yasik, Fer )