Media Center, Jumat (17/11) Kodam V/Brawijaya melakukan pelepasan ekspor perdana puluhan ton jagung silase untuk pakan hewan ternak ke Korea Selatan, Jumat (17/11/2023).
Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf, M.A. kepada Media Center mengatakan, budidaya silase jagung pertama kali dikembangkan oleh Kodim 0827/Sumenep bersama para petani di Kabupaten Sumenep.
Dalam penanamannya, babinsa Kodim 0872/Sumenep langsung memberikan pengawasan dan pelatihan kepada para petani.
“Jadi di TNI AD, baru Kodam V Brawijaya yang bisa ekspor ke luar negeri. Tentu hal ini membanggakan untuk kita semua,” ujar Farid Makruf.
Menurutnya, dalam ekspor jagung silase itu, Kodam V/Brawijaya bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sumenep dan PT Citra Kartika Tandur agar tiap minggunya bisa melakukan pengiriman ke Korea Selatan.
Farid Makruf menghimbau agar Kodim lainnya di wilayah Jawa Timur bisa turut serta melakukan penanaman jagung silase.
“Nantinya saya berharap bahwa penanaman jagung silase akan menjadi gerakan nasional. Sudah dibuktikan juga bahwa ternak yang makan jagung silase tumbuh dengan baik,” imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo menjelaskan, penemuan jagung silase sebagai pakan ternak merupakan terobosan yang sesuai dengan keinginan pemkab agar dapat berpengaruh kepada sapi-sapi ternak yang jumlahnya banyak di Sumenep.
Bupati berharap agar nantinya Sumenep mempunyai ketahanan pangan yang bermanfaat untuk masyarakat.
“Ibarat rumah, penemuan ini jagung silase adalah pondasi kami untuk ke depannya Sumenep memiliki ketahanan pangan. Kami juga berharap dengan temuan ini Sumenep bisa swasembada pangan. Walaupun kami sadari banyak yang harus dikerjakan,” jelasnya.
Pada kesempatan itu juga, Dandim 0827/Sumenep Letkol Czi Donny Pramudya Mahardi mengatakan, pihaknya mendapat tugas ketahanan pangan dan berfikir ketahanan pangan itu tidak hanya asal-asalan.
"Kita betul-betul berfikir, akhirnya kita temukan silase jagung ini untuk pakan sapi yang dua-duanya semua berakar di Madura, dan ke depan kami akan berkomitmen untuk membimbing petani untuk bertanam jagung hibrida yang baik," tandasnya.
Mengenai keberhasilan babinsa di lapangan, Donny berujar jika babinsa sebelumnya melaksanakan pelatihan dengan pihak Dinas Pertanian Kabupaten Sumenep.
"Jadi kami melaksanakan pelatihan internal dulu ke Babinsa dengan Dinas Pertanian, dengan vendor benih dan pupuk dari Petro Kimia Gresik. Jadi kami ajak mereka untuk tampil memberi pelatihan langsung ke babinsa," ungkapnya.
Untuk diketahui total pengiriman ekspor perdana silase jagung ke Korea Selatan seberat 27 Ton tersebut dibungkus kemasan jumbo pack 600 kg dan ukuran 30 kg.
Salah satu kelebihan metode penanaman jagung silase, tanaman bisa tumbuh lebih cepat. Tanaman jagung hanya butuh waktu 80 hari agar bisa dipanen.
(Dim, Han)