News Room, Kamis ( 20/12 ) Kongres Kebudayaan Madura II yang dipusatkan di Kabupaten Sumenep, siap dilaksanakan dan dibuka pada Jum’at (21/12) besok. Kongres kebudayaan Madura ini dimaksudkan untuk menjawab sejumlah stigma jelek terhadap keberadaan budaya di Madura oleh kalangan luar Madura. Ketua Panitia Kongres Kebudayaan Madura, Januar Herwanto menjelaskan, pelaksanaan Kongres tersebut akan berlangsung selama 3 hari sejak tanggal 21 hingga 23 Desember 2012. Kongres kali ini merupakan yang kedua kalinya setelah dilaksanakan pada tahun 2007 lalu. “Kongres ini adalah rangkaian lanjutan dari Kongres sebelumnya, sekaligus menjawab semua kegelisahan masyarakat Madura yang selama ini dinilai negatif oleh warga luar Madura. Padahal, budaya Madura sangat arif dan bijaksana. Sebagai warga Madura, Kongres ini kami sumbangkan untuk bangsa Indonesia,”kata Januar, Kamis (20/12). Diharapkan, Kongres Kebudayaan Madura II ini berjalan dengan baik dan lancar sesuai keinginan bersama dan hasilnya pun akan berdampak positif terhadap bangsa Indonesia. “Harapan kami, Kongres Kebudayaan Maduara ini menumbuh kembangkan budaya Madura yang selama ini hampir punah dan memberdayakan perempuan sebagai pendukung pembangunan bangsa ini,”terangnya. Sementara Pembina Said Abdullah Institut (SAI), yang merupakan penyelenggaran Kongres Kebudayaan Madura II, MH Said Abdullah mengungkapkan, pelaksanaan Kongres Kebudayaan Madura II ini, akan membicarakan keberadaan budaya di Madura secara keseluruhan, dari ujung barat Madura hingga timur. Dalam acara tersebut akan dihadiri oleh perwakilan tokoh di 4 Kabupaten, yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep sendiri. “Ada banyak hal yang harus dibicarakan dalam kongres nanti. Yang jelas, menyangkut keberadaan budaya di Madura yang dinila jelek oleh masyarakat luar Madura,”ujar Said Abdullah, Kamis (20/12). Menurut Said Abdullah, yang juga Anggota DPR-RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Madura ini, agar pembahasan budaya Madura dalam kongres tersebut bisa terarah, panitia akan membagi pada beberapa komisi, diantaranya Komisi Budaya dan Pariwisata Madura, Komisi Bahasa, Komisi Perempuan, dan Komisi Suramadu dan Kebijakan Publik. “Masing-masing komisi nanti akan membahas dibidangnya masing-masing dan hasilnya akan menjadi rekomendasi untuk direalisasikan oleh pemimpin di 4 Kabupaten Madura ini,”ungkapnya. Untuk mewujudkan hasil kongres tersebut, sambungnya, memang harus ada kerjasama dengan berbagai pihak, baik dengan perguruan tinggi maupun dengan pemerintahan di Madura. Pelaksanaan kongres kebudayaan Madura II, direncanakan bakal dibuka oleh mantan Presiden RI ke 5, Megawati Soekarno Putri. Ikut hadir juga ketua MK, Mahfud MD, asal Madura yang sudah menjadi tokoh nasional. Selain itu juga D. Zawawi Imron (Budayawan Nasional asal Sumenep), Prof. Mien. A. Rifa ie (LIPI Jakarta), Prof. Syukur Ghazali (Guru Besar Bahasa Universitas Negeri Malang), DR. A. Latief Wiyata (Antropolog) dan Wiwik Afifah (KPI Jatim). ( Nita, Esha )