Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 25-06-2023
  • 847 Kali

Literasi Digital Bersama Komunitas Olahraga Sumenep, Cakap dan Cerdas Dalam Bermedsos

Media Center, Ahad (25/06) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI berkolaborasi dengan Kaukus Muda Indonesia (KMI) kembali melaksanakan seminar literasi digital bersama komunitas olahraga Sumenep di Gedung Aksara, Jl. Trunojoyo Sumenep, Ahad (25/06/2023).

Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan menilai indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik.

Hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Katadata Insight Center (KIC), didapatkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia pada tahun 2022 berada pada angka 3,54 poin dari skala 1-5.

“Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital,” katanya melalui virtual.

Sementara itu Ketua Umum KMI Edi Homaidi dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan terseut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.

“Dalam menggunakan media sosial tentu bukan hanya sekedar cakap menggunakan, namun kita perlu berhati-hati dan menggunakan media sosial secara positif,” pesannya.

Hadir sebagai narasumber Pranata Humas Ahli Muda Irwan Sujatmiko dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) setempat, Andilala seorang praktisi literasi digital, dan Rofiatur Rofiah seorang influencer.

Sesi pertama menyampaikan indikasi peningkatan konten hoax mendekati tahun politik 2024 yang disampaikan oleh Irwan Sujatmiko.

“Data Kemenkominfo, Selama triwulan pertama tahun ini telah mengidentifikasi sebanyak 425 isu hoaks yang beredar dan itu lebih tinggi dibandingkan pada triwulan pertama tahun 2022 yang mencapai 393 isu hoaks,” ungkapnya.

Secara interaktif juga dilakukan polling terhadap peserta seminar terkait 3 pengalaman yang tidak mengenakan ketika menggunakan media sosial. Hasilnya adalah 59 persen peserta seminar menyatakan menerima konten hoax sebagai pengalaman yang tidak mengenakan.

Andilala yang mengisi pada sesi kedua menyampaikan pentingnya berkomunikasi secara efektif dan bertanggung jawab melalui media sosial.

“Komunikasi secara teori adalah siapa menyampaikan apa melalui perantara apa, dan sekarang jamannya media sosial yang meski tidak bertatap langsung, namun kita harus tetap berkomunikasi penuh tanggung jawab,” pesannya.

Sesi ketiga dilanjutkan oleh Rofiatur Rofiah, yang mengajak pengguna media sosial untuk terlihat aktif memberikan manfaat untuk diri sendiri dan bisa menghasilkan uang dari kegiatan tersebut.

“Ketika membuat konten, buatlah konten media sosial yang bisa memberikan manfaat minimal untuk diri sendiri dan syukur-syukur bisa menghasilkan cuan,” ajaknya.

Ia juga membagikan trik untuk memahami algoritma media sosial agar bisa eksis dan masuk beranda user lain.

Acara yang dikemas dalam dialog santai diikuti tidak kurang dari 200 peserta dari berbagai kelompok komunitas olahraga.

(Han)