Media Center, Ahad (25/06) Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI berkolaborasi dengan Kaukus Muda
Indonesia (KMI) kembali melaksanakan seminar literasi digital bersama komunitas
olahraga Sumenep di Gedung Aksara, Jl. Trunojoyo Sumenep, Ahad (25/06/2023).
Dalam sambutannya, Direktur Jenderal
Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan
menilai indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik.
Hasil survei Indeks Literasi Digital
Nasional yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika
(Kemenkominfo) bersama Katadata Insight Center (KIC), didapatkan skor atau
tingkat literasi digital masyarakat Indonesia pada tahun 2022 berada pada angka
3,54 poin dari skala 1-5.
“Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan
menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan
literasi digital,” katanya melalui virtual.
Sementara itu Ketua Umum KMI Edi Homaidi
dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan terseut bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara
positif, produktif, dan aman.
“Dalam menggunakan media sosial tentu bukan
hanya sekedar cakap menggunakan, namun kita perlu berhati-hati dan menggunakan
media sosial secara positif,” pesannya.
Hadir sebagai narasumber Pranata Humas Ahli
Muda Irwan Sujatmiko dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo)
setempat, Andilala seorang praktisi literasi digital, dan Rofiatur Rofiah
seorang influencer.
Sesi pertama menyampaikan indikasi
peningkatan konten hoax mendekati tahun politik 2024 yang disampaikan oleh
Irwan Sujatmiko.
“Data Kemenkominfo, Selama triwulan pertama
tahun ini telah mengidentifikasi sebanyak 425 isu hoaks yang beredar dan itu
lebih tinggi dibandingkan pada triwulan pertama tahun 2022 yang mencapai 393
isu hoaks,” ungkapnya.
Secara interaktif juga dilakukan polling
terhadap peserta seminar terkait 3 pengalaman yang tidak mengenakan ketika
menggunakan media sosial. Hasilnya adalah 59 persen peserta seminar menyatakan
menerima konten hoax sebagai pengalaman yang tidak mengenakan.
Andilala yang mengisi pada sesi kedua
menyampaikan pentingnya berkomunikasi secara efektif dan bertanggung jawab
melalui media sosial.
“Komunikasi secara teori adalah siapa
menyampaikan apa melalui perantara apa, dan sekarang jamannya media sosial yang
meski tidak bertatap langsung, namun kita harus tetap berkomunikasi penuh
tanggung jawab,” pesannya.
Sesi ketiga dilanjutkan oleh Rofiatur
Rofiah, yang mengajak pengguna media sosial untuk terlihat aktif memberikan
manfaat untuk diri sendiri dan bisa menghasilkan uang dari kegiatan tersebut.
“Ketika membuat konten, buatlah konten
media sosial yang bisa memberikan manfaat minimal untuk diri sendiri dan
syukur-syukur bisa menghasilkan cuan,” ajaknya.
Ia juga membagikan trik untuk memahami
algoritma media sosial agar bisa eksis dan masuk beranda user lain.
Acara yang dikemas dalam dialog santai
diikuti tidak kurang dari 200 peserta dari berbagai kelompok komunitas
olahraga.
(Han)