News Room, Kamis ( 29/03 ) Sejumlah Pemuda dan Mahasiswa yang tergabung dalam Ngadek Sodek Parjuga (NSP) dan Sanggar Lentera, Kamis (29/03) pagi menggelar aksi Teaterikal bertema “Minyak Tumpah Kami Masuk Tong Sampah”, di depan Gedung DPRD Sumenep. Aksi teatrikal ini menggambarkan penolakan terhadap rencana Pemerintah menaikkan harga BBM. Ketua Sanggar Lentera, Fathorrahman menjelaskan, pihaknya menolak rencana Pemerintah menaikkan harga BBM dengan cara melakukan teatrikal. “Kami memang ingin menyampaikan penolakan kenaikan harga BBM secara damai tanpa kekerasan. Jadi, dalam aksi teaterikal tersebut, kami gambarkan manusia-manusia hitam dan putih. Manusia putih sebagai simbol rakyat, dan manusia hitam digambarkan sebagai penguasa. Nampak jelas rakyat menggotong tong sebagai simbol BBM. Rakyat berteriak kesakitan, sebagai simbol kesengsaraan akibat naiknya harga BBM,” kata Fathor, di depan Gedung DPRD Kabupaten Sumenep, Kamis (29/03). Menurut Fathorrahman, aksi teaterikal tersebut, menggambarkan buntunya dialog antara rakyat dan Pemerintah, sehingga berakhir dengan kematian. “Kalau kebijakan menaikkan harga BBM tetap dilaksanakan, maka hasilnya akan ada yang mati. Entah rakyat ataupun Pemerintah. Semua teatrikal yang kami sajikan merupakan gambaran, dan tidak menutup kemungkinan akan terjadi kalau harga BBM tetap dinaikkan,” ujarnya. Di hari yang sama, Aliansi Tenaga Kerja Indonesia (ATKI), Fron Perjuangan Rakyat (FPR) dan Ikatan Mahasiswa Alumni Sabilul Huda, juga melakukan aksi teatrikal di depan Gedung DPRD Kabupaten Sumenep. Mereka membawa tulisan “Tolak Kenaikan Harga BBM” yang setiap huruf dibawa oleh satu orang. ( Nita, Fery )