Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 28-08-2017
  • 3776 Kali

Menelusuri Jejak Kiai Abdul Akhir, Suami Buju’ Mellas

Media Center, Senin ( 28/08 ) Nama Kiai Abdul Akhir mendadak populer di kawasan Tapal Kuda. Pasalnya, di Kabupaten Jember, isteri Kiai dari Sumenep tersebut, baru-baru ini menjadi tema sentral perbincangan para penelusur sejarah masa lampau. Buju’ Mellas, demikian nama yang disematkan pada Nyai Abdul Akhir itu. Belum jelas siapa nama aslinya. Tim penemu makam menyebutkan nama Fathimah. Lalu siapa sebenarnya Kiai Abdul Akhir?.

Nun jauh di sana, di luar pusat Kota Jokotole, sebuah kijing yang menjadi penanda tempat peristirahatan Kiai Abdul Akhir masih terawat baik. Meski sentuhan kekunaannya sudah nyaris hilang. Kijing sang kiai sudah berbalut keramik toko. Arongan, demikian nama lokasi pasarean Kiai Abdul Akhir. Sebuah kampung di kawasan Desa Ketawang Daleman, Kecamatan Ganding.

Kisah tentang Kiai Abdul Akhir hampir tidak banyak yang tahu. Keluarga keturunan beliau juga mengaku tidak pernah mendapat riwayat tentang kiai ini. “Memang tidak ada yang tahu tentang Kiai Arongan ini. Dan menurut saya, tanpa mengurangi rasa hormat, ketokohan beliau mungkin hanya sebagai kiai pedesaan saja,”kata K. Abdullah Sajjad, salah satu keturunan Kiai Abdul Akhir di Guluk-guluk.

Abdullah Sajjad juga mengatakan bahwa hampir tidak ada peninggalan-peninggalan sejarah yang sangat berarti dari Kiai Abdul Akhir. Yang tersisa mungkin hanyalah komplek pasarean beliau itu. Saat ini yang merawatnya ialah K. Barmawi, keturunan Kiai Abdul Akhir yang lain.

Meski begitu, Kiai Abdul Akhir meninggalkan keturunan-keturunan yang mumpuni di bidang agama. Salah satu putranya, Kiai Abdul Qorib merupakan ayah dari beberapa anak yang menjadi cikal-bakal beberapa pesantren kuna di Sumenep. Sebut saja para masyaikh Ponpes Karay di Ganding, Ponpes An-Nuqayah di Guluk-guluk, Ponpes Al-Amien di Prenduan, yang memiliki garis nasab pada Kiai Abdul Qarib melalui putra-putrinya.

Ada lagi salah satu putra Kiai Abdul Qarib yang bernama Kiai Isma’il di Kembang Kuning Pamekasan. Sang putra itu merupakan ulama besar yang menurunkan sebagian ulama di wilayah Tapal Kuda. Seperti misalnya Kiai As’ad (Sukorejo), Kiai Zaini (Paiton), dan lain-lain. Meski dalam versi lain, nasab Kiai Isma’il ditulis bersambung ke tokoh lain.

Sementara Kiai Abdul Akhir sendiri memiliki tautan nasab hingga Sunan Ampel. Ayah Kiai Abdul Akhir, Kiai Abdus Shidqi (Karongkong, Gelugur), adalah putra Kiai Abdul Karim Balang. Kiai Abdul Karim adalah putra Sayyid Syits bin Sunan Cendana, cicit Sunan Ampel. ( M Farhan M, Esha )