News Room, Sabtu ( 19/07 ) Berbagai cara terus ditempuh pemerintah untuk memaksimalkan penghematan energi listrik. Setelah merealisasikan Surat Keputusan Bersama (SKB) 5 Menteri tentang Pengalihan Waktu Kerja Sektor Industri di Jawa-Bali, kini giliran Menteri Komunikasi dan Informatika, Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh, DEA memberikan imbauan tidak tertulis kepada media penyiaran televisi (broadcasting) untuk mulai mengurangi jam tayang. “Saya sengaja tidak mengeluarkan imbauan secara resmi, karena ini bukan zaman pemerintah menekan-nekan. Ini era bebas. Jadi, yang saya bisa lakukan adalah meminta mereka kooperatif terhadap hal ini,â€Âujar Muh. Nuh ketika diwawancarai Jawa Pos di kantornya, Jl. Medan Merdeka Barat Jakarta, Jum’at kemarin (18/07). Mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu menyatakan ingin ikut andil secara aktif menekan konsumsi listrik nasional. Namun, dia tak ingin mengambil langkah yang nanti justru merugikan orang lain. “Dengan tidak mengurangi rasa hormat, saya berharap agar ada sedikit upaya lah, paling tidak dari para pemilik media broadcasting, untuk bisa bersumbangsih. Sebab, faktanya, sekarang ini zaman krisis,â€Âtuturnya. Langkah Menkominfo itu sejalan dengan SKB yang telah diteken awal pekan ini (14/07). Dalam SKB itu disebutkan bahwa mulai 21 Juli 2008, PLN akan menggilir industri di 6 propinsi yang wajib mengalihkan kegiatan usahanya 2 kali sebulan ke Sabtu atau Minggu. Penanda tanganan SKB itu dilaksanakan di Istana Wakil Presiden, disaksikan Wapres Jusuf Kalla. SKB diteken Menakertran Erman Soeparno, Mendagri Mardiyanto, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Menteri BUMN Sofyan Djalil, dan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro. “ Sebagai sesama menteri, saya juga tak mau kalah dong,†kata Muh. Nuh. ( JP, Esha )