News Room, Senin ( 17/02 ) Tercetusnya Pulau Madura untuk dibentuk Propinsi tersendiri, dianggap sebuah pemikiran yang berlebihan. Sebab, kondisi riilnya ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) di 4 Kabupaten di Madura ini, mulai Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep sendiri, masih jauh dari harapan. Anggota DPR-RI asal Dapil XI Madura, MH Said Abdullah, mengatakan, bahwa belum saatnya Madura menjadi sebuah Propinsi. Apalagi, faktanya Pulau Madura ini masih tergolong daerah tertinggal. “Nah, kalau dipaksakan dibentuk Propinsi Madura, maka akan menjadi Propinsi tertinggal. Itu tidak baik bagi pemerintahan, karena akan selalu bersandar pada pemeritah pusat,”kata MH Said Abdullah, ketika menghadiri acara silaturrahim dengan Kader Posyandu di Sumenep, Senin (17/02). Menurutnya, pencetusan pembentukan Propinsi Madura tersebut, hanya kepentingan elite politik saja. Dan tidak akan ada dampak positif bagi masyarakat Madura sendiri. “Kalau untuk kepentingan elite politik ya sangat bagus dan menguntungkan dibentuk Propinsi Madura. Tapi, bagi masyarakat Madura sendiri belum tentu akan merubah keadaan, utamanya mengangkat kesejahteraannya,”terangnya. Said mengajak seluruh elemen masyarakat disemua tingkatan, agar tidak terlalu antusias membentuk Propinsi Madura. Lebih baik memikirkan bagaimana kehadiran Jembatan Suramadu itu memberikan dampak yang berarti bagi masyarakat Madura. “Sudahlah, lebih baik Madura tetap menyatu dengan Provinsi Jawa timur. Toh, perbedaan bahasa selama tidak menjadi persoalan. Mestinya, para elit politik itu memikirkan bagaimana pengembangan Madura kedepan makin baik seiring hadirnya jembatan Suramadu. Jangan hanya masyarakat Madura menjadi lintasan saja. Saatnya, kinerja BPWS dipertanyakan. Kenapa pengembangan di Madura begitu lamban ?,”pungkasnya. ( Nita, Esha )