News Room, Jum’at ( 20/03 ) Kesan miring terhadap pelayanan Rumah Sakit Daerah (RSD) Dr. H. Moh. Anwar, khususnya yang menyangkut masyarakat pemegang kartu jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) masih terus bergulir di masyarakat. Hal tersebut sehubungan dengan terjadinya ulah oknum petugas maupun persoalan miss komonikasi antara petugas dengan pasien. Seperti halnya yang dikeluhkan Lawi, warga Desa Karangbuddi Kecamatan Gapura, yang menderita penyakit disaluran kelaminnya. Sebelumnya, pasien sejak masuk RSD, sejak Senin, (16/03) lalu, semua persyaratan sudah dilakukan sebagaimana mestinya, dan mendapat perawatan disalah satu ruang kelas pasien Jamkesmas. Kemudian, dijanjikan hari Rabu akan dilakukan operasi, namun ketika hendak dilakukan operasi dan sudah dibawa keruang operasi, Dokter yang akan mengoperasi tidak berkenan dengan alasan benang yang akan dipakai tidak sesuai ukuran dan meminta keluarga pasien untuk mencari benang yang sesuai. Akhirnya, ketika menemukan benang yang sesuai ukuran yang diinginkan di sebuah apotek di Kalianget, kembali Dokter tidak berkenan dan minta untuk ditunda hari Kamis(19/03) kemarin. Namun ketika hari Kamis kembali menghadap, lagi-lagi ditolak dan disuruh menunggu hingga hari Senin, padahal sudah menuinggu sesuai jadwal dipapan urutan kedua, malah yang dipanggil urutan ketiga. Akhirnya, terjadi cekcok antara keluarga pasien dengan pihak rumah sakit, yang akhirnya pasien memilih untuk pulang. “Kami sudah melakukan apa saja yang menjadi persyaratan, mulai dari administrasi Jamkesmas, mencari obat dan alat yang dibutuhkan, namun tidak diperhatikan, apa karena kami pasien Jamkesmas ?†keluh Kusno (40) yang juga keluarga pasien kepada sejumlah wartawan. Menurutnya, kalau memang dari awal tidak ingin melayani pasien Jamkesmas, harusnya memberitahukan apa yang harus dipersiapkan dan dilakukan pihak pasien. Sebab, pasien ke rumah sakit untuk sembuh, bukan malah semakin parah, hanya karena kesana kemari tidak jelas kapan dilayaninya. Karena merasa diperlakukan kurang baik, Kusno mengaku, mertuanya yang menjadi pasien itu tidak ingin kembali lagi RSD. Alasannya, karena sudah trauma apalagi sempat ditakut-takuti, kalau ngotot untuk minta operasi akan terjadi seperti pasien disebelahnya yang gagal operasi. Sementara menaggapi keluhan pasien tersebut, Kaur Bedah RSD. Dr. H. Moh. Anwar Sumenep, Moh. Kawim mengaku, pihaknya tidak bermaksud memperlakukan pasien dengan tidak baik, karena pasien Jamkesmas, sebab pasien yang ditanganinya selama ini hampir 100 persen adalah pasien Jamkesmas. “Kalau dari kami sudah berusaha untuk menahan pasien agar bersabar menunggu giliran, karena rencana awal operasi ternyata ada kelengkapan yang tidak sesuai, sehingga harus mencari waktu lain menyesuaikan jadwal Dokter, kan kasihan jika nanti malah terjadi pendarahan,â€Âkelit Kawim. Menurutnya, persoalannya hanya masalah waktu saja, sebab dokter yang akan mengoperasi tidak hanya melakukan operasi di sel itu saja, namun juga melayani operasi di Paviliun, sehingga jadwalnya masih harus ditunda hingga hari Senin (23/03) lagi. Namun, karena pasien tidak mau mengerti dan emosi, akhirnya dicarikan jalan tengah, dengan memulangkan pasien dan menyuruh kembali hari Senin lagi. ( Ren, Esha )