News Room, Senin ( 20/06 ) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, hingga saat ini belum melakukan tindakan terhadap jebolnya tanggul di Desa Pinggirpapas, dan Karang Anyar, Kecamatan Kalianget, Sumenep, yang sempat merendam puluhan hektar lahan garam setempat. Kepala Dinas PU Pengairan Sumenep, Ir. H. Edy Rasiyadi, MM menjelaskan, penanganan tanggul jebol di 2 Desa di Kecamatan Kalianget itu, dianggap sangat besar, sehingga pihaknya berencana mengajukan pada pemerintah pusat. “Tanggul yang jebol itu sepanjang kurang lebih 5 kilometer. Kami estimasi biaya pembangunan tanggul itu sekitar Rp. 7 milyar. Itu biaya yang cukup besar, sedangkan dana di Dinas Pengairan sangat terbatas, dan kalau dipaksakan dilarikan pada pembangunan tanggul itu, maka yang lain akan terabaikan,”kata H. Edy, pada wartawan diruang kerjanya di Dinas Pengairan Kabupaten Sumenep, Senin (20/06). Meski demikian, kata H. Edy, pihaknya akan tetap berupaya mencari jalan keluar terbaik, dengan menunggu anggaran di PAK tahun 2011 ini. “Kalau memang di PAK untuk Dinas Pengairan Sumenep, anggaran besar, kami akan mencoba menyisihkan sedikit untuk pembangunan dasar tanggul jebol tersebut. Tapi, kami tidak bisa pastikan, tergantung penetapan PAK nanti,”terangnya. Menurut H. Edy, pengajuan program pembuatan tanggul pada pemerintah pusat tersebut, merupakan jalan terbaik mengingat anggaran di Dinas Pengairan terbatas. “Secepatnya kami akan mengajukan hal itu pada pemerintah pusat. Karena, kalau dibiarkan terlalu lama, kasihan juga petani garam, yang secara terus menerus terancam terendam lahannya saat air laut pasang,”ujarnya. H. Edy juga mengemukakan, pihaknya tidak bisa memperkirakan, program pembangunan tanggul di sepanjang pinggir laut di Desa Pinggir Papas dan Karang Anyar, akan terealisasi tahun ini. “Kami hanya berusaha mengajukan pada pusat. Jadi, semuanya tergantung pada pemerintah pusat,”ungkapnya. Sebelumnya, puluhan hektar lahan garam di Desa Pinggirpapas dan Karang Anyar, Kecamatan Kalianget, terendam air laut. Karena tanggul yang dibuat petani garam setempat, jebol. ( Nita, Esha )