Media Center, Senin ( 20/03 ) Kepolisian Resort (Polres) Sumenep, Madura, Jawa Timur, Senin (20/03) mengundang sejumlah ulama yang berada dibawah naungan GUIS (Gerakan Umat Islam Sumenep) untuk duduk membicarakan persoalan hukum, terkait pemberian bingkisan kepada murid di beberapa SDN di Kabupaten setempat.
"Secara pribadi kami merasa terluka dengan kejadian ini. Tapi sebagai Polri ya harus menegakkan hukum secara benar,"kata Kapolres Sumenep, AKBP Joseph Ananta Pinora, dihadapan ulama setempat, Senin (20/03).
Kasus kristenisasi siswa SD tersebut, menurut Kapolres, belum bisa dinaikkan ke penyidikan. Karena kurang dua alat bukti.
"Sampai sekarang masih berkutat di penyelidikan. Nah, ketika ada dua alat bukti pendukung lainnya, baru bisa dinaikkan ke penyidikan,"paparnya tanpa menyebutkan dua alat bukti yang dibutuhkan polisi.
Oleh karena itu, Kapolres meminta kepada para ulama agar ikut mendukung menciptakan situasi kamtibmas di Sumenep tetap aman dan kondusif.
"Kami memang meminta dukungan kepada para ulama memberikan rasa nyaman, aman dan tentram di kalangan masyarakat. Serta tidak mudah terprovokasi,"pintanya.
Sementara juru bicara GUIS, Ach Farid Azziyadi, mengungkapkan, bahwa pihaknya tidak bisa memberikan tanggapan berupa apapun. Sebab pertemuan ini hanya silaturrahim biasa.
"Undangan pertemuan ini sifatnya persuasif saja. Kapolres mengundang Kiyai Jurjiz. Hanya saja, hasil kesepakatan rapat bersama, kiyai harus didampingi,"ungkapnya.
Farid memastikan, pertemuan tersebut tidak ada kaitannya dengan demo 213 besok (21/03). "Soal demo tetap jalan,"tegasnya. ( Nita, Esha )