Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 25-04-2008
  • 434 Kali

Sekolah Ekstra, Siapkan UNAS Seperti Biasa Saja

News Room, Jum’at ( 25/04 ) Meskipun melaksanakan pola pendidikan ekstra Full Day di UPTD SMPN III Sumenep, ternyata dalam persiapan pelaksanaan Ujian Nasional (Unas) tidak melakukan berbagai persiapan yang ekstra pula. Hal itu diakui Kepala Sekolah UPTD SMPN 3 Sumenep, Dr. H. Moh. Sadjali, M.Pd, MH. Menurutnya persiapan menghadapi Ujian Nasional nanti tidak terlalu mencekoki siswa dengan berbagai pola belajar yang berlebihan, namun tetap seperti biasanya, sebab, dikhawatirkan apabila terlalu dilakukan penekanan, siswa akan merasa terbebani. Namun yang jelas, dari kegiatan try out yang dilaksanakan kepada siswa kelas IX sudah bisa dilihat ada peningkatan. Dalam penilaian secara umum, jika di persentasikan dengan nilai sebelumnya menurut H. Sadjali apabila dulunya siswa memperoleh nilai 40 prosen, sekarang diperkirakan sudah diatas 50 prosen. Jadi, target nilai yang menjadi syarat kelulusan bagi siswanya tidak terlalu menjadi persoalan seperti tahun lalu. Hanya saja yang masih menjadi kendala terang H. Sadjali, yang non study, yakni mengenai nilai bantuan biaya pelaksanaan Ujian Nasional dari pusat, yang perorang hanya seberar Rp. 25.000,00 itu masih dirasa sangat tidak memadai. Padahal menurut H. Sadjali, mestinya ketika dikalkulasi minimal persiswa sebesar Rp. 115.000,00. Sebab meski sudah diambilkan tambahan dari dana BOS, tapi tetap tidak mencukupi. Karena biaya Unas cukup besar, yakni biaya pengawasan, biaya pengamanan, ATK, konsumsi, STTB, sampul dan sebagainya nanti diperkirakan sekitar Rp. 20 juta untuk siswa kelas IX sebanyak 182 siswa. Karena itu sebagai solusi, pihaknya mengambilkan dari sisa dana yang merupakan sumbangan sukarela dari wali murid pada akhir tahun 2007 lalu. Ditanya apakah sumbangan sukarela itu benar-benar dilakukan dengan kerukarelaan dari wali murid ?. Terbukti, menurut H. Sadjali, para wali murid menyumbang paling sedikit Rp. 50.000,00. Disamping itu, sesuai kesepakatan para wali murid bersama Komite Sekolah, ketika penawaran Sekolah Full Day sejak tahun ajaran kemarin disepakati sumbangan khusus sebesar Rp. 11.000,00 setiap bulan. Namun semua sumbangan, baik yang sukarela maupun khusus, bagi yang benar-benar tidak mampu tetap di bebaskan. Yang jelas tegas H. Sadjali, pihak sekolah dan Komite benar-benar mempergunakan dana tersebut untuk kegiatan MBS, fasilitas Mushollah, seperti kran air dan sebagainya dalam memenuhi kebutuhan pelaksanaan Sekolah Full Day. Hal itu diharapkan agar sekolah tidak dianggap belum siap dalam melaksanakan pola pendidikan ekstra satu-satunya di Madura ini. ( Ren, Esha )