News Room, Jum’at ( 07/08 ) Sebanyak satu ruang kelas dari empat ruang kelas VII di SMP Negeri 1 Sapeken belum mempunyai kursi dan bangku belajar. Akibatnya siswanya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan lesehan. Anggota DPRD asal kepuluan Nur Asyur mengatakan, dirinya sangat prihatin dengan kondisi siswa yang mengikuti KBM tanpa sarana yang memadai, padahal SMP Negri 1 Sapeken termasuk rintisan Sekolah Standart Nasioanal (SNN). Sejumlah siswa itu harus mengikuti KBM dilantai ruang kelas, karena pihak sekolah pada peneriman siswa baru 2009 menambah pagu siswa, namun ternyata penambahan pagu siswa itu, tidak sesuai dengan jumlah ruang kelas di sekolah tersebut. â€ÂSemestinya SMP Negeri 1 Sapaken tidak memaksakan diri menambah pagu siswanya, lantaran sudah berstatus rintisan SNN. Tapi harus mengukur dengan kemampuan sarana dan prsarana, agar tidak menghambat KBM,â€Âtegasnya. Nur Asyur menyatakan, biasanya sekolah yang menjadi rintisan SNN mempunyai anggaran dana untuk pengembangan sarana dan prsarana di sekolah yang bersangkutan. Untuk itu, pihaknya berharap Dinas Pendidikan dan sekolah secepatnya mengatasi persoalan tersebut. Secara terpisah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, H. Moh. Rais, S.Pd, M.Si menyatakan jika sekolah menambah pagu untuk pengadaan ruang kelas, kursi dan bangku belajar bukan kewenangan pihaknya, namun merupakan tangung jawab masing-masing sekolah. Apalagi pihaknya tidak mengalokasikan dana pengadaan kursi dan bangku belajar di APBD. â€ÂSekolah jika ingin mengembangkan pagu, bisa menggunakan dana block grand dan dana lainnya, yang salah satu pemanfatan dana itu untuk pembelian kursi dan bangku belajar, sebab kita tidak ada alokasi dana untuk pengadaan itu,â€Âtegasnya. H. Moh. Rais menyatakan, pihaknya baru menganggarkan dana pengadaan kursi dan bangku belajar sejak tahun ini, sebab saat ini banyak sekolah yang membutuhkan kursi dan bangku belajaran. Sementara itu, Kepala SMP Negeri 1 Sapeken, Agus Sunaryono mengungkapkan, meski satu rombongan siswa belum mempunyai kursi dan bangku belajar, namun kegiatan KBM berjalan seperti biasa, dan pihaknya berjanji untuk memenuhi kursi dan bangku belajar pada bulan ini. ’’Kita komitemen sebagai konsekwensinya tetap akan menyediakan kursi dan bangku belajar sesuai kebutuhan siswa. Sebelumnya ruang kelas kita hanya 3 tapi tahun ini tambah 1, jadi 4 ruang dan jumlah siswa yang belum memiliki kursi dan bangku belajar sebanyak 38 siswa,â€Âtuturnya. Agus Sunaryono menambahkan, pihaknya menambah pagu untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang ingin menyekolahkan putera-puterinya disekolahnya, sehingga tidak ada jalan lain, selain menambah pagu. ( Yasik, Esha )