Media Center, Jumat ( 30/04 ) Pekan pertama April 2021,
Sumenep dikejutkan oleh kabar tentang potensi terjangan tsunami yang diprediksi
mencapai kurang lebih 3 meter. Bahkan pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG) pusat bersama tim gabungan BMKG Jawa Timur, Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Syahbandar, dan Pelindo Kalianget, sampai
melakukan survey lapangan untuk mengecek jalur evakuasi tsunami di wilayah
Pelabuhan Kalianget, Jumat (02/04/2021) kemarin.
Agar tidak menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat
bawah, pihak Pemerintah Kabupaten Sumenep terus melakukan edukasi, dan
mendukung penuh upaya mitigasi bencana. Bupati Sumenep Ahmad Fauzi, SH, MH juga
telah menerima kedatangan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) Pusat, Prof. Dr. Ir. Dwikorita Karnawati, Sabtu (03/04/2021).
Kamis (29/04/21), Media Center Diskominfo Sumenep menemui
Kepala BMKG Kalianget, Usman Khalid, terkait bagian dari edukasi tersebut.
“Yang perlu dipahami ialah tentang kata potensi ini. Jadi
hal itu merupakan analisa BMKG, namun bukan prediksi. Karena dalam hal gempa
bumi, atau tsunami, atau bencana alam lainnya, kita tidak bisa memperkirakan
kapan pastinya akan datang,” jelas Usman di ruang kerjanya.
Disampaikan Usman, potensi tersebut diungkap BMKG dari hasil
analisisnya dengan berdasarkan pada tiga faktor. Yaitu faktor patahan kambing di
selatan Madura sekitar Sumenep, faktor patahan flores yang ada di Flores hingga
Bali, dan tumpukan lempeng di subduksi (zona) selatan pulau Jawa.
Lebih lanjut, Usman mengatakan agar masyarakat tidak perlu
khawatir yang berlebihan, namun tetap tidak menghilangkan kewaspadaan. “Jadi
sekali lagi ini potensi, bukan prediksi. Karena ini bukan persoalan prakiraan
cuaca. Terkait gempa bumi atau tsunami ini baik di Indonesia hingga di luar
negeri masih belum ada alat yang bisa memprediksi kedatangan bencana alam
tersebut,” tambah Usman.
Ke depan, Usman berharap masyarakat terus meningkatkan pengetahuan akan mitigasi bencana. Sehingga bisa mampu secara mandiri mengurangi risiko terjadinya gempa dan tsunami. “Yaitu salah satunya dengan menyelamatkan diri ke daerah yang dianggap aman,” tutup Usman. (Han)