Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 31-05-2023
  • 212 Kali

Tim Inovasi Salut Respon Bupati Sumenep Terkait Sekolah Responsif Gender

Media Center, Rabu ( 31/05 ) Tim Inovasi Provinsi Jawa Timur sangat mendukung upaya Pemerintah Kabupaten Sumenep yang sangat merespon sekolah responsif gender.

Buktinya, Bupati Achmad Fauzi, merespon inisiasi kegiatan yang merupakan tindak lanjut dari webinar sekolah responsif gender yang dilaksanakan Tim Inovasi Jawa Timur bersama Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Sumenep pertengahan Maret 2023 lalu.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Pendidikan, Kementerian Agama Sumenep, Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur di Sumenep, Ketua IGI Sumenep dan Tim Inovasi, serta undangan lainnya, 

"Pelatihan Vocal Point yang diikuti para praktisi pendidikan tergabung dalam IGI Kabupaten Sumenep ini, sebagai langkah awal yang sangat strategis dalam penyebarluasan inovasi praktik sekolah responsif gender," ujar East Java Inovasi Provincial Manager, M. Adri Budi, dalam sambutan virtualnya pada penutupan Pelatihan Vocal Point Sekolah Responsif Gender, di Aula KPRI Serba Usaha, Rabu (31/05/2023).

Dikatakan, jika IGI juga memiliki komitmen atas respon Bupati Achmad Fauzi yang mendukung penuh Kabupaten Sumenep menjadi pelaksana sekolah responsif gender, dengan membekali para peserta calon fasilitator berstandar nasional, sehingga para guru dan kepala sekolah dapat menerapkan kegiatan sekolah responsif gender di sekolah masing-masing.

Bahkan, peserta pelatihan nantinya sudah siap menindaklanjuti program sekolah responsif gender ke sekolah yang lain. Karena, mereka sudah memiliki keterampilan menjadi vocal point dalam keterampilan fasilitator dan menggunakan modul ajar di semua jenjang sekolah, mulai PAUD, SD, SMP hingga SMA dan SMK.

"Diharapkan Pelatihan Vocal Point hasilnya sesuai harapan dan outputnya, peserta memiliki konsep dalam dunia pendidikan khususnya terkait konsep sekolah responsif gender," tandasnya.

Kemudian mereka juga memiliki kemampuan identifikasi isu mana yang menjadi kesenjangan dan ketimpangan gender di sekolah, serta mengerti tentang sekolah berdasarkan 8 standar nasional pendidikan.

Selain itu, juga memahami dalam mengelola sekolah responsif gender hingga mampu mengembangkan modul belajar sesuai jenjang sekolah responsif gender. Dan tentunya terus dilakukan pendampingan oleh fasilitator untuk menyebarluaskan ke sekolah lainnya.

Karenanya, semua pihak mulai pemerintah, IGI dan semua pihak untuk turut mendukung kegiatan tersebut. Dan Inovasi sendiri yang merupakan kemitraan antara Pemerintah Australia dan Indonesia, meliputi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), serta mitra-mitra di tingkat daerah, termasuk Jawa Timur dan di Kabupaten Sumenep yang sudah bermitra sejak 2018 lalu.

Senada juga diungkapkan Repelita Tambunan Gender Officer Inovasi Indonesia di Jakarta, ketika diminta kesan dan pesannya selama dua hari belajar bersama para guru semua jenjang pendidikan di Kabupaten Sumenep, mengaku sangat berkesan dan merupakan kesempatan luar biasa untuk memfasilitasi sekolah responsif gender.

Selain para peserta aktif luar biasa juga sangat menarik dari kegiatan pelatihan lainnya. Karena selama ini, yang menjadi target pelatihan oleh Inovasi adalah guru sekolah dasar, tapi kali ini justru semua jenjang mulai sekolah PAUD hingga SMA/SMK serta dari Madrasah.

"Ini sangat luar biasa sekali dan kami hampir kewalahan dengan peserta yang memiliki ilmu bervariasi tentunya," ungkap Ita, panggilan akrab wanita yang memang memiliki basic studi tentang gender di salah satu university di Thailand, hingga kemudian bergabung di Tim Inovasi sejak akhir 2020 lalu.

Bahkan, pihaknya juga tidak menyangka setelah webinar sekolah responsif gender bersama Bupati Achmad Fauzi, bakal berlanjut dengan pelatihan yang kebetulan baru pertama kali di Kabupaten Sumenep ini.

Pihaknya ingat betul ketika webinar, Bupati sebutkan tentang disparity, perbedaan anak laki-laki dan perempuan, data di Kabupaten Sumenep, perundungan (bullying) serta kekerasan yang terjadi di sekolah dan belum menunjukkan kesetaraan khususnya bidang pendidikan.

Bahkan, saking penasarannya pihaknya mengaku mencari tahu profil Bupati Sumenep ini yang ternyata memang sangat familiar dengan persoalan gender.

Karena itu, Ita juga berpesan pada para guru yang telah menjadi motivator, dapat menjadi vocal point yang luar biasa memiliki tugas mulia, untuk memastikan mengabdi demi menjadikan sekolah responsif gender di sekolah masing-masing.

Dirinya juga sudah mulai mencoba melihat sekolah mereka, apakah sudah masuk indikator sekolah responsif gender atau belum. Dan jika sudah harus mengembangkan lebih luas lagi ke sekolah-sekolah yang lain, agar semua menjadi sekolah responsif gender.

"Kami harapkan, mereka juga dibantu fasilitas dan memiliki wadah, serta dukungan moril dan materil pada para vocal point, agar bisa bekerja dengan baik dan lebih bagus lagi," tambah Ita pengembang modul pelatihan sekolah responsif gender ini.

Sebelumnya juga dilakukan Penandatanganan Bersama sekaligus Penyerahan Sertifikat dan Penghargaan dari Inovasi dan IGI Jawa Timur, kepada Bupati Sumenep Achmad Fauzi, sebagai Pelopor Sekolah Responsif Gender.

Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Gender Officer Inovasi Indonesia, Repelita Tambunan dan Ketua IGI Kabupaten Sumenep Budiyanto, juga kepada Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur di Sumenep, Kepala Kemenag sebagai perumus sekolah responsif gender, serta kepada Ketua KONI sebagai Tokoh Pemuda Peduli Pendidikan. ( Ren, Fer )