Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 25-05-2024
  • 1065 Kali

Wabup Sumenep : Tang Pangantanan Memiliki Nilai Pendidikan

Media Center, Sabtu ( 25/05 ) Puluhan peserta dari siswa TK dan SD se-Kabupaten Sumenep, ikut memeriahkan Festival Tan Pangantanan yang diinisiasi Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Dinas Pendidikan.

Festival ini bukan sekedar permainan yang menghibur, tetapi di dalamnya mengandung nilai-nilai kehidupan yang memuliakan hidup bersama seperti keindahan, kerukunan, tata krama dan keimanan. 

Wakil Bupati Sumenep Dewi Khalifah mengatakan, di era digital saat ini, transformasi budaya terjadi begitu deras dan cepat, sehingga untuk membangun karakter anak hendaknya mengisi dengan kegiatan seni dan budaya lokal.

“Festival tan pangantanan tidak seperti permainan lainnya, karena bukan hanya permainan yang menghibur, tetapi mengandung nilai kerukunan, nilai pendidikan, nilai sosial dan nilai kebudayaan,” kata Wakil Bupati (Wabup) di sela-sela melepas peserta, di depan Rumah Dinas Bupati, Sabtu (25/05/2024).

Tan pangantanan dengan diiringi lagu pengiring dhe’ nondhe’ ni’ nong memiliki makna historis dan nilai filosofis, karena di syair lagu itu merupakan sebuah ungkapan simbolis yang berasal dari kata dhu’nondhu’ (merunduk). 

“Secara harfiah merunduk untuk mengajarkan anak supaya memiliki pribadi yang rendah hati dan menghormati orang lebih tua, sehingga jika tidak memiliki tata krama ini, tersisih dari masyarakat (mon ta’ nondhe’ jaga jaggur),” tuturnya.

Wabup mengharapkan, seluruh elemen masyarakat mencintai seni dan budaya serta adat istiadat warisan leluhur, bahkan menumbuhkembangkan untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai seni dan budaya. 

“Pemerintah daerah dan masyarakat perlu menghidupkan beragam kegiatan bernuansa seni budaya lokal supaya generasi muda mencintainya, sehingga di tengah kemajuan teknologi saat ini, keberadaan warisan leluhur tetap terjaga, terawat dan lestari di Kabupaten Sumenep,” tandasnya.

Di tempat yang sama Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Agus Dwi Saputro menyatakan, peserta keseluruhan sebanyak 43 regu, dengan rincian lembaga pendidikan TK sebanyak 25 regu dan SD sebanyak 18 regu.

“Kami berkomitmen untuk melestarikan seni dan budaya tradisional di tengah kemajuan teknologi, salah satunya melalui festival ini, yang melibatkan masyarakat untuk mewariskan kepada anak-anak,” pungkasnya. ( Yasik, Fer )