Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 02-04-2020
  • 1233 Kali

Nia Kurnia : Perempuan Menjadi Indikator Kemajuan Ibu Pertiwi

Media Center, Kamis ( 02/04 ) RA Kartini menjadi semangat bagi kaum perempuan Indonesia masa kini untuk membangun potensi dan membuka kesempatan mencapai banyak hal. Termasuk di dunia politik. Tak ayal, di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, keterwakilan perempuan di legislatif berada di angka 8 persen.

Dari 50 anggota DPRD Sumenep, 4 di antaranya adalah kaum perempuan. Salah satunya adalah Nia Kurnia, Anggota DPRD Sumenep.

Menurut Nia, terjunnya perempuan ke dunia politik tidak lain bentuk perwujudan dari RA Kartini, yang terus berjuang atas penyetaraan gender.

“Bagi kami, perempuan juga menjadi indikator kemajuan Ibu Pertiwi. Kenapa begitu, karena kiprahnya bisa berperan ganda. Selain memperjuangan hak-hak rakyat, tapi juga masih di tuntut menata rumah tangga yang harmonis,” ujar istri Wakil Bupati Sumenep ini, Kamis (02/04/2020).

Menjadi perempuan itu, kata Nia, harus bisa tegas dan menciptakan perubahan. Sebab, dari perempuan jualah akan terlahir pemimpin-pemimpin bangsa yang hebat.

“Jangan pernah sepelekan kaum perempuan. Kehadirannya sangat dibutuhkan demi kemajuan Bangsa Indonesia. Sebab, wajah Indonesia hari ini dan di masa depan, adalah wajah yang turut dibentuk oleh kaum ibu,” tukasnya.

Ia mengaku sangat bangga memiliki RA Kartini, memperjuangkan kaum perempuan hingga mendapat porsi sama di segala lini.

Peringatan Hari Kartini merupakan momentum bagi wanita Indonesia untuk semakin berperan dalam berkarya. Kartini jaman Now adalah perempuan yang melek politik.

“Politik bukan hanya untuk lelaki, tapi perempuan juga. Saat ini perempuan tidak hanya hadir di dunia politik saja, melainkan di unsur pemerintahan juga bisa berada di posisi strategis. Untuk itu, perempuan harus melek dan sadar berpolitik,” tegasnya.

Peran perempuan pada politik global (women power and politics) sangat penting. “Perempuan juga memiliki power untuk menyampaikan pendapat dan gagasan dalam membangun bangsa,” katanya.

Dan bagi perempuan yang sudah berpolitik, harus bisa menjalankan perannya sebagai penggerak dan perantara gagasan dari masyarakat.

“Kalau sudah menjadi anggota dewan, ya harus bisa meningkatkan apa yang menjadi kebutuhan dalam membangun sebuah aturan atau bangsa. Perempuan harus belajar. Perempuan harus berperan di film semua lini,” tandasnya. ( Nita, Fer )