Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 03-04-2013
  • 554 Kali

10 Milyar Untuk Pelayanan Gratis di Semua Puskesmas

News Room, Rabu ( 03/04 ) Dalam 3 tahun ini, Pemerintah Kabupaten Sumenep telah melakukan inovasi positif dalam meningkatkan mutu dan kualitas kesehatan di Sumenep, yakni dengan menggratiskan seluruh biaya medis di puskesmas, biaya persalinan gratis dan perawatan gratis untuk pasien klas III. Hal tersebut diungkapkan Bupati Sumenep, KH. A. Busyro Karim, M.Si pada acara Road Show Gizi Buruk yang diselenggarakan oleh Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur di Pendopo Agung Kraton Sumenep, Rabu (03/04). “Untuk tahun ini saja Pemerintah telah menganggarkan 10 milyar untuk pelayanan gratis di semua Puskesmas.”ujarnya. Menurutnya, Kabupaten Sumenep terus ada kemajuan dalam bidang kesehatan. Hal itu dapat di lihat dari data kematian bayi dan ibu di Kabupaten Sumenep dalam 3 tahun terakhir. Yakni, pada tahun 2010, jumlah kelahiran hidup mencapai 14 ribu 373 bayi dengan jumlah kematian bayi mencapai 157, atau 10,78 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan jumlah kematian ibu mencapai 28 orang atau 194 per 100.000 kelahiran hidup. Dan pada tahun 2011, jumlah kelahiran hidup mencapai 14 ribu 499, dengan jumlah kematian mencapai 153 bayi atau 10,23 per 1000 kelahiran hidup. Dari 14 ribu 949 kelahiran hidup tersebut, jumlah kematian ibu ditekan menjadi 13 orang atau 86,96 per 100.000 kelahiran hidup. sedangkan pada tahun 2012, jumlah kelahiran hidup mencapai 15 ribu 309, dengan jumlah kematian bayi menurun menjadi 105 bayi atau 6,85 per 1000 kelahiran hidup dari 15 ribu 309 kelahiran hidup tersebut, jumlah kematian ibu menurun lagi menjadi 11 orang atau 71,85 per 100.000 perkelahiran hidup. Selanjutnya Bupati memaparkan, sejak tahun 2011 sampai periode pebruari 2013 ini, penderita gizi buruk di Sumenep mengalami penurunan. Jika pada tahun 2011 ada 51 kasus, di tahun 2012 lalu dapat ditekan menjadi 26 kasus. Di awal tahun 2013 ini, ada 23 kasus, yang tersebar di 11 kecamatan, meskipun 18 kasus adalah kasus lama atau berasal dari tahun sebelumnya. “dari 23 kasus tersebut, semuanya telah ditangani secara baik. Sampai sekarang hasil tindakan medis tersebut 2 anak sembuh, 1 meninggal dan 20 orang dirawat secara intensif di puskesmas. “tambahnya. Sedangkan, indikator menurunnya kasus gizi buruk juga didasarkan pada pemantauan status gizi di posyandu, prevalensi gizi kurang dan gizi buruk atau kurang energi protein total di Kabupaten Sumenep terus menurun dari 15,7 persen di tahun 2010 menjadi 14, 2 persen di tahun 2012, atau sesuai dengan target milenium development goals yaitu kurang dari 15 persen. Dan penyebab utama gizi buruk di Kabupaten Sumenep, sekitar 50 persen disebabkan oleh rendahnya pengetahuan orang tua yang mengakibatkan kesalahan pola asuh. selebihnya karena faktor sakit dan kemiskinan. “Kasus gizi buruk di Kabupaten Sumenep tidak hanya terjadi pada kalangan masyarakat miskin saja. Berdasarkan temuan di lapangan, dari berbagai kasus gizi buruk tersebut juga menimpa keluarga mampu, yakni mencapai 17,4 persen.”paparnya. Kemudian, langkah-langkah proaktif, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitative yang dilakukan, yakni dengan melakukan pemantauan dan penyuluhan kesehatan ibu sejak hamil di setiap posyandu. Sedangkan pada saat penanganan, atau terjadinya kasus, dilakukan beberapa tindakan pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak, pemberian vitamin A dosis tinggi, pemberian tata laksana gizi buruk dan penanganan oleh tim medis secara langsung pada setiap anak yang terdampak gizi buruk. Selanjutnya, juga menjalin kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan seperti Muslimat, Fatayat Dan Aisyiah, dari tingkat Kabupaten hingga ke tingkat desa, untuk menjadi informan tentang penyakit gizi buruk yang ada di masyarakat. ( ren, y2k )