Media Center, Rabu (23/11) Lima mahasiswa Brawijaya asal Sumenep pembawa pohon kelor, berhasil meraih medali Special Awards dan Silver Medal pada ajang Seoul Internasional Invention Fair (SIIF) yang digelar Seoul, Korea Selatan pada 15-22 November 2022 kemarin.
Fahrur Rozi salah satu kontingen yang dihubungi via Whatsapp, Rabu (23/11/2022), menjelaskan dirinya bersama 5 kawannya mengikuti mewakili Universitas Brawijaya dalam ajang yang diikuti oleh 30 negara ini.
Menurut ia, pohon kelor disulap menjadi teh herbal, dengan branding Morish Tea (Moringa oleifera Sumenep Herbal Tea) dan berhasil bersaing dengan 600 produk lain, baik yang dibawakan oleh mahasiswa maupun perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.
“Kami berhasil meraih spesial award atas inovasi yang menarik dan berdaya jual tinggi,” tegas Fahrur.
Menurut Mahasiswa Fakultas Hukum Univ Brawijaya tersebut, Morish Tea memanfaatkan limbah dari pohon kelor yaitu tangkai kelor yang dikombinasikan dengan teh hijau, dan diolah menjadi teh yang bermanfaat dan bernilai jual tinggi.
“Kadar antioksidan yang terkandung dalam teh ini, mampu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh, hal ini telah dibuktikan dengan melakukan uji laboratorium” lanjutnya.
Bersama kelima temannya dirinya melakukan proses pembuatan produk ini selama waktu kurang lebih satu bulan untuk pengeringan tangkai kelor tanpa sinar matahari.
Fahrur Rozi selaku ketua tim merasa bangga dan bahagia karena bisa berjuang sampai sejauh ini. "Hampir saja kami merasa ragu untuk bersama menuju Korea Selatan, namun dalam hidup ini tidak ada yang mustahil. Bahkan kami dari awal tidak berekspektasi tinggi terhadap produk yang kami bawakan namun ternyata produk ini bukan hanya menjadi terobosan pertama tetapi juga sangat diminati oleh para pengunjung asing. Bagi kami perjuangan ini adalah perjuangan kebersamaan. Karena kebersamaan yang sesungguhnya baru akan diuji saat kita sama-sama berjuang," ungkapnya panjang lebar.
Selain itu, lanjut Fahrur, produk tersebut tidak hanya diikutsertakan dalam kompetisi, namun juga akan dikembangkan lebih lanjut. Lomba itu juga bukan hanya menjadi ajang untuk menguji kemampuan diri namun juga sebagai salah satu upaya dalam memperkenalkan komoditas lokal daerah Sumenep. Ia berharap dengan adanya produk tersebut juga dapat membantu meningkatkan perekonomian di Kabupaten Sumenep, dan berkolaborasi dengan pemerintah lokal sekaligus berbagai UMKM serta memasuki pasar internasional melalui investor-investor asing.
"Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami, baik di Kota Malang maupun di Kabupaten Sumenep. Begitu pula terima kasih atas segala doa dan dukungan dari keluarga di rumah sehingga kami bisa terbang ke negeri gingseng dan memperoleh kemenangan ini. Dan untuk keempat sahabat saya, jangan sampai berhenti di sini kita harus terbang lebih tinggi dan mengepakkan sayap lebih jauh lagi," ungkap Fahrur Rozi.
Kelima mahasiswa asal sumenep yang digelar oleh oleh Korean Invention Promotion Association (KIPA) dan Korean Intellectual Property Office (KIPO) di antaranya, Fahrur Rozi (FH) Jefry Andy Agusty (Fapet), Malik Fajar (FP), Nadia Sheren Maulina (Fisip), dan Rimul Azilah (Filkom).
(Gun, Han)