News Room, Selasa ( 21/01 ) Belasan aktifis mahasiswa yang mengatasnamakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesi (PMII) Komisariat Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumenep, mendatangi Bagian Kesejahteraan Masyarakat (Kesmas) Setretariat Daerah Kabupaten (Setdakab) Sumenep. Mereka meminta Kesmas harus transparansi proses penetapan penerima beasiswa tahun ini. Salah seorang mahasiswa, Ahmad Faidi menjelaskan, sebanyak 225 mahasiswa telah ditetapkan sebagai penerima beasiswa tahun ini. Namun, penetapan penerima beasiswa tahun ini tidak melalui mekanisme yang benar. Pasalnya, Kesmas tidak melibatkan tim yang telah diberikan SK (Surat Keputusan) Bupati, seperti Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS). "Kami lihat proses penetapan penerima beasiswa ini tidak transparan. Kesmas hanya mengambil data dari Bappeda dan menetapkan tanpa melibatkan tim, kata Ahmad Faidi, Selasa (21/01). Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Kesmas Sekretariat Daerah Kabupaten (Setdakab) Sumenep, Drs. H. Ahmad Syahwan Effendi mengakui jika penetapan penerima beasiswa itu memang tidak melibatkan tim, karena keterbatasan waktu. Kendati demikian, pihaknya memastikan penerima beasiswa itu sudah sesuai kriteria. "Waktu sangat sempit, jadi kami memang tidak melibatkan. Tapi kami tetap mendahulukan kriteria yang telah ditentukan, seperti penerima sebagai mahasiswa kurang mampu,"terangnya. Bahkan, Syahwan mengelak jika penerima merupakan titipan dari orang dalam. Tim yang telah dibetuk akan tetap dilibatkan nanti setelah ferifikasi. Sebab, penetapan nama penerima itu hanya sebatas penetapan secara administratif. "Kalau nanti ada nama yang telah ditetapkan itu ternyata tidak sesuai kriteria, kami bersama tim akan mencoretnya. Namun nama yang dicoret itu tetap tidak bisa diganti orang lain,"ungkapnya. ( Nita, Esha )