Media Center, Selasa ( 08/02 ) Inovasi bekerja sama dengan Kantor Bahasa Provinsi NTT dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional menyelenggarakan webinar Temu Inovasi NTT dengan tema “Aktualisasi Merdeka Belajar: Pemanfaatan Bahasa Ibu dalam Pembelajaran Bagi Siswa Penutur Bahasa Tunggal".
Dalam kesempatan tersebut Annur Kusniyati, S.Pd.SD, salah seorang guru kelas 3 SDN Padike Kecamatan Talango Kabupaten Sumenep, mendapat kesempatan diundang untuk membagikan pengalaman (menerangkan) tentang penggunaan Big Book berbahasa Madura guna mempermudah anak belajar bahasa Indonesia di kelas awal.
Yang menarik dalam penjelasan Annur, bahwa Big Book yang digunakan untuk menarik siswa agar lebih semangat dan tertarik dalam belajar yakni menggunakan bahan sederhana, seperti potongan kain batik lokal dan luar Madura, bahan dari sampah dan limbah rumah tangga.
“Syukurlah sebelumnya saya mendapat pelatihan dari Inovasi bagaimana melaksanakan praktek baik dalam menerapkan literasi dasar, memilih dan menggunakan media pembelajaran bagi siswa kelas awal,” ujar Annur, Selasa (08/03/2022).
Diakui guru berjilbab ini, jika sebelumnya para guru kesulitan dalam mengajar siswa di kelas awal untuk lancar membaca, namun setelah adanya pelatihan Inovasi termotivasi untuk mempraktikkan menggunakan media pembelajaran dua bahasa, yakni dengan pendekatan bahasa ibu atau daerah dan bahasa Indonesia.
Sebab, diakui Annur, jika selama ini anak masih banyak yang kurang lancar dalam membaca bahasa Indonesia, karena banyak menggunakan bahasa orang tuanya, apalagi sekolahnya berada di kategori wilayah 3T (Terpencil, Terdalam dan Terluar). Namun, setelah menggunakan dua bahasa dalam pembelajaran justru mereka senang dan cepat ada kemajuan.
“Guna mengetahui kemampuan siswa, saya melakukan beberapa assessment, pertama untuk siswa kurang lancar membaca, kedua siswa lancar membaca tapi belum bisa merangkai kata, dan ketiga siswa sudah lancar membaca dan bisa merangkai kata.
Annur mengaku sangat bersyukur, ternyata setelah dilakukan assessment hasilnya sangat membanggakan. Yang sebelumnya anak belum bisa membaca mulai meningkat bisa membaca dan merangkai kata, begitu seterusnya yang sudah memiliki kemampuan membaca dan merangkai kata sudah bisa meningkat ketika disuruh ke depan bisa menjelaskan kembali menggunakan dua bahasa tadi.
“Dan ini sudah sesuai dengan media literasi tentang membaca pemahaman dari hasil pelatihan Inovasi,” tandasnya.
Lebih lanjut menurut Annur sesuai hasil assesment tadi jika dipersentasikan dari tiga kategori siswa yang awalnya memiliki kemampuan membaca dan merangkai kata 25% bisa naik hingga 50%. Sedangkan yang 50% bisa meningkat hingga hampir 100%. Dan perlahan mereka memiliki kemampuan dalam membaca dan merangkai kata dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Hal tersebut juga terbantu dengan media Big Book yang menarik siswa dalam belajar, Bahkan, ketika melaksanakan praktek di kelas hasilnya dipajang sendiri, sehingga kelas ramai oleh karya siswa dan mereka bangga karena karyanya dipajang. ( Ren, Fer )